NATO Kerahkan Pasukan Khusus NRF untuk Lindungi Negara Anggota

CNN Indonesia
Sabtu, 26 Feb 2022 12:47 WIB
NATO mengerahkan pasukan khusus, NATO Response Force (NRF) untuk ke wilayah negara anggota mereka.
NATO mengerahkan pasukan khusus, NATO Response Force (NRF) untuk membantu Ukraina melawan serangan Rusia. (REUTERS/YVES HERMAN).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengaku telah mengerahkan pasukan khusus, NATO Response Force (NRF), ke wilayah negara anggota mereka seiring dengan meningkatnya eksalasi di Ukraina yang diserang Rusia.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyebut agresi Kremlin telah menciptakan 'kenormalan baru' yang mengancam keamanan Eropa termasuk di luar Ukraina. Ia mengklaim NATO sudah memperkuat benteng pertahanan guna menghadapi ancaman itu.

NRF akan difungsikan untuk menjaga perdamaian dan mencegah serangan meluas ke negara sekutu NATO mana pun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini masih situasi yang statis. Apa yang telah kita lihat adalah pasukan Ukraina bertempur dengan berani dan benar-benar mampu menimbulkan kerusakan pada pasukan Rusia yang menyerang," kata Stoltenberg setelah pertemuan puncak video para pemimpin NATO, dikutip dari AFP pada Sabtu (26/2).

Stoltenberg menyebut motif invasi Rusia ke Ukraina yang kini sudah menuju Ibu Kota, Kiev, tak lain adalah untuk 'mengubah' pemerintahan negara itu. Oleh sebab itu, pihaknya memutuskan untuk membantu Ukraina lewat pengiriman pasukan NRF.

Upaya tersebut menurutnya, bertujuan untuk meningkatkan pertahanan setelah sekutu yang dipelopori oleh Amerika Serikat (AS) mengirimkan ribuan tentara ke anggota timur saat Kremlin bergerak ke Ukraina.

Ia pun mengklaim NRF memiliki lebih dari 100 jet dalam siaga tinggi yang beroperasi di lebih dari 30 lokasi berbeda dan lebih dari 120 kapal dari utara hingga Mediterania.

NRF, lanjutnya, terdiri dari 40 ribu personel dan mencakup 8.000 kontingen dengan kesiapan tinggi dengan pasukan udara, laut, dan operasi khusus yang dapat dikerahkan dalam beberapa hari.

Namun, ia tidak memberikan rincian tentang ke mana pasukan itu dikirim. Menurutnya, keputusan ada di komandan militer tertinggi NATO.

"Kemarin, sekutu mengaktifkan rencana pertahanan kami dan, sebagai hasilnya, kami mengerahkan elemen Pasukan Respons NATO (NRF) di darat, di laut, dan di udara untuk lebih memperkuat postur kami dan untuk merespons dengan cepat segala kemungkinan," jelas Stoltenberg.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya merasa negaranya ditinggal oleh blok barat, terutama NATO dan AS di tengah bombardir serangan Rusia. Akibat serangan besar-besaran tersebut, ia mencatat setidaknya 130 warga Ukraina tewas per Jumat (25/2).

Sementara Kementerian Pertahanan Ukraina menyatakan sebanyak 1.000 anggota militer tewas dalam serangan invasi Rusia pada Jumat (25/2) waktu setempat.

Catatan Redaksi: Artikel ini mengalami perubahan judul pada Sabtu (26/2) pukul 13.11 WIB. 

(khr/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER