Senator AS Serukan Pembunuhan Putin, Protes Invasi Rusia ke Ukraina

CNN Indonesia
Jumat, 04 Mar 2022 20:22 WIB
Seorang senator AS, Lindsey Graham, menyerukan pembunuhan Presiden Vladimir Putin karena sudah gerah dengan invasi Rusia di Ukraina yang kian parah.
Seorang senator AS, Lindsey Graham, menyerukan pembunuhan Presiden Vladimir Putin karena sudah gerah dengan invasi Rusia di Ukraina yang kian parah. (AP/Alexander Zemlianichenko)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang senator Amerika Serikat, Lindsey Graham, menyerukan pembunuhan Presiden Vladimir Putin karena sudah gerah dengan invasi Rusia di Ukraina yang kian parah.

"Bagaimana ini semua bisa berakhir? Seseorang di Rusia harus bertindak dan menghabisi pria ini [Putin]," ujar Graham kepada media AS yang dikenal konservatif, Fox News, sebagaimana dikutip AFP, Kamis (3/3).

Tak lama setelah program itu disiarkan, Graham menuliskan serangkaian twit yang kembali menyerukan pembunuhan terhadap Putin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apakah ada Brutus di Rusia?" tulis Graham, merujuk pada pembunuh mantan pemimpin Roma, Julius Caesar.

Graham juga menanyakan, "Apakah ada Kolonel Stauffenberg yang lebih sukses di militer Rusia?"

Senator AS itu merujuk pada Claus von Stauffenberg, seorang tentara Jerman yang dikenal karena upaya gagalnya membunuh Adolf Hitler pada 1944.

Graham sendiri sudah mengabdi di Kongres AS selama lebih dari dua dekade. Ia dikenal sebagai sekutu politik mantan Presiden Donald Trump.

Sebelum melontarkan pernyataan ini, Graham baru saja mengajukan resolusi untuk mengecam Putin dan sejumlah komandan militer Rusia karena melakukan "kejahatan perang" dan "kejahatan terhadap kemanusiaan."

Rusia masih terus dihujani kritik dunia sejak melakukan invasi di Ukraina pada pekan lalu. Putin sebenarnya memerintahkan operasi militer di Donbas, wilayah timur Ukraina yang dikuasai separatis pro-Rusia.

Namun, Rusia dengan sigap bergerak mengepung Ukraina dari utara, timur, dan selatan. Ukraina lantas menyerang balik demi mempertahankan diri. Perang pun pecah.

Meski Rusia mengklaim hanya menyerang instalasi militer, serangan di Ukraina juga ternyata menargetkan situs-situs sipil. Layanan darurat Ukraina melaporkan, serangan Rusia menewaskan 2.000 warga sipil.

Dunia kian khawatir setelah pasukan Rusia menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa yang terletak di Ukraina, Zaporizhzhia.

Akibat serangan Rusia, PLTN tersebut sempat terbakar. Meski kini api berhasil dipadamkan, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, tetap menyerukan dunia segera bertindak sebelum terjadi bencana nuklir.

(has)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER