3 Negara Izinkan Warga Bantu Ukraina Lawan Rusia

CNN Indonesia
Rabu, 09 Mar 2022 11:01 WIB
Ukraina membuka pintu bagi warga asing yang ingin membantu mereka melawan Rusia. Sejumlah negara lantas mengizinkan warganya untuk ikut serta dalam pertempuran.
Ukraina membuka pintu bagi warga asing yang ingin membantu mereka melawan Rusia. (Reuters/Pool)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ukraina membuka pintu selebar-lebarnya bagi warga asing yang ingin membantu mereka melawan Rusia. Sejumlah negara lantas mengizinkan warganya untuk ikut serta dalam pertempuran tersebut.

Para warga asing dapat mendaftarkan dirinya melalui situs perekrutan yang resmi dibuka Ukraina pada akhir pekan lalu. Mereka juga dapat menghubungi kantor kedutaan besar Ukraina di negara masing-masing.

Ketika Ukraina mengumumkan pembukaan perekrutan ini, sejumlah negara melarang warganya ikut serta. Konvensi Tentara Bayaran PBB pada 2001 sebenarnya juga melarang perekrutan, penggunaan, pembiayaan, dan pelatihan tentara bayaran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, beberapa negara tetap mengizinkan warganya perang ke Ukraina. Ada pula negara yang berselisih mengenai kemungkinan warganya berperang di Ukraina. Berikut daftarnya.

1. Latvia

Parlemen Latvia sepakat untuk mengizinkan rakyatnya untuk berperang di Ukraina demi melawan invasi Rusia pada 28 Februari lalu.

"Rakyat kami yang ingin mendukung Ukraina dan secara sukarela pergi untuk mempertahankan kemerdekaan Ukraina dan keamanan kami, bisa melakukannya," kata ketua fraksi pertahanan parlemen Latvia, Juris Rancanis, dikutip Reuters.

Latvia merupakan salah satu negara pecahan Uni Soviet. Setelah lepas dari Uni Soviet pada 1991, mereka menjadi anggota NATO bersama dengan Estonia, Bulgaria, Lithuania, Slovenia, Rumania, dan Slovakia.

2. Denmark

Selain Latvia, Denmark juga mengizinkan penduduknya untuk berperang ke Ukraina.

Pada 27 Februari lalu, Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, menyatakan ia bakal mengizinkan warganya untuk bergabung dengan unit militer internasional yang bertempur di Ukraina.

"Ini adalah pilihan yang dapat diambil siapa pun. Ini tak hanya untuk seluruh warga Ukraina yang tinggal di sini, tetapi juga masyarakat lain yang menilai mereka bisa berkontribusi langsung dalam konflik," kata Frederiksen, seperti dilansir Al-Arabiya.

"Tidak ada hukum yang akan mencegah orang untuk pergi ke Ukraina dan berpartisipasi di konflik tersebut, untuk pihak Ukraina."

3. Inggris

Di Inggris, keikutsertaan warga dalam perang di Ukraina mulai menjadi perdebatan. Perdebatan bermula ketika Menlu Inggris, Liz Truss, menyatakan dukungannya kepada warga yang berniat membantu Ukraina.

"Itu merupakan sesuatu yang diputuskan sendiri. Orang-orang di Ukraina bertempur untuk kebebasan dan demokrasi, tidak hanya untuk Ukraina, tetapi untuk seluruh Eropa," tutur Truss kepada BBC, seperti dilansir The Guardian.

Truss kemudian menuturkan, "Tentu saja, bila orang ingin mendukung mereka (warga Ukraina), saya akan mendukung mereka dalam melakukan itu."

Meski demikian, kubu konservatif menilai dukungan ini sebagai tindakan yang sembrono dan ilegal.

(pwn/has)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER