Ukraina Sebut Risiko Kebocoran Radiasi usai Listrik Padam di Chernobyl

Perusahaan nuklir milik pemerintah Ukraina, Energoatom, memperingatkan zat radioaktif bisa bocor dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chernobyl yang padam usai sambungan listrik terputus setelah dikuasai Rusia.

Selagi listrik padam, bahan bakar nuklir tak bisa didinginkan, sementara sejumlah bahan itu tak bisa dibiarkan terus panas.

Lihat Juga : Mantan Anak Buah Trump Sebut Zelensky Pemimpin Boneka

Menurut Energoatom, ada sekitar 20.000 rakitan bahan bakar bekas di Chernobyl yang tidak bisa tetap dingin di tengah pemadaman listrik.

"(Pemanasan itu) menyebabkan pelepasan zat radioaktif ke lingkungan sekitar. Angin bisa membawa awan radioaktif ke wilayah lain di Ukraina, Belarus, Rusia dan Eropa," kata Energoatom dalam pernyataan resmi dikutip Reuters, Rabu (9/3).

Tanpa listrik, sistem ventilasi di pabrik juga tidak akan berfungsi. Sehingga bisa membuat staf terpapar radiasi dengan dosis yang berbahaya, lanjutnya.

Lihat Juga : Zelensky Tegaskan Tak Lagi Ngotot Masuk NATO: Mereka Takut Rusia

Apalagi pertempuran yang terus berlanjut, semakin sulit membuat saluran listrik PLT Nuklir itu segera diperbaiki.

Di hari sebelumnya, Selasa (8/3), pengawas nuklir PBB memperingatkan sistem pemantauan bahan nuklir di fasilitas limbah radioaktif, Chernobyl, berhenti mentransmisikan data.

Reaktor nuklir Chernobyl, menjadi lokasi yang pernah tercatat sebagai kecelakaan nuklir terburuk di dunia pada 1986.

Lihat Juga : Rencana Kirim Jet Tempur ke Ukraina Ditolak AS, Polandia Desak NATO

Dampak radiasi ledakan itu terasa hingga sebagian besar wilayah di Eropa.