Penulis blog asal Arab Saudi, Raif Badawi yang dianggap menghina Islam bebas dari hukuman 10 tahun penjara pada Jumat (12/3). Pembebasan Badawi dikonfirmasi langsung oleh pejabat keamanan Arab Saudi.
Kabar tersebut disambut bahagia oleh keluarga Badawi dan pihak lainnya. Mereka mengaku tak percaya sekaligus lega Badawi dibebaskan dari hukuman 10 tahun penjara.
"Raif menelepon saya. Dia bebas," kata istri Badawi, Ensaf Haidar, yang tinggal di Kanada bersama tiga anak mereka, dikutip AFP, Sabtu (12/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya melompat ketika mengetahuinya. Saya tidak percaya. Saya tidak sabar untuk melihat ayah saya, saya sangat senang," kata salah satu putrinya, Nawja Badawi.
Colette Lelievre, penyelenggara kampanye Amnesty yang berbasis di Montreal yang telah menangani kasus Badawi, mengatakan pembebasan tersebut sangat melegakan. Ia juga menyebut Ensaf Haidar telah berusaha sangat keras untuk membebaskan suaminya.
Sementara itu, belum ada rincian pasti terkait pembebasan Badawi. Amnesty juga mencatat, Badawi masih bisa menghadapi larangan 10 tahun untuk perjalanan ke luar Arab Saudi karena ketentuan itu telah menjadi bagian dari hukuman aslinya.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga mengaku lega karena Raif Badawi akhirnya dibebaskan. Pejabat Kanada juga tengah mencari kejelasan tentang kondisi pembebasan Badawi.
Badawi ditangkap pada tahun 2012 dengan tuduhan "menghina Islam melalui media elektronik" dan dibawa ke pengadilan atas beberapa tuduhan, termasuk kemurtadan.
Pada 2013, dia dihukum atas beberapa tuduhan dan dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara. Pada 2014 hukumannya ditambah menjadi 10 tahun penjara dan 1000 cambukan.
Lihat Juga : |
Hukuman cambuk pertamanya di alun-alun Jeddah di Arab Saudi mengejutkan dunia dan digambarkan oleh PBB sebagai "kejam dan tidak manusiawi. Proses cambuk kemudian dihentikan setelah 50 kali.
Selama menjalani masa hukuman, Raif Badawi mendapatkan penghargaan hak asasi manusia tertinggi dari Uni Eropa, Sakharov pada 2015.
Badawi, yang berjuang untuk menyuarakan pandangannya, dianggap layak mendapatkan penghargaan HAM bergengsi sekelas Sakharov. Dalam daftar nominasi penghargaan tahun ini, terdapat nama pemimpin oposisi Rusia yang ditembak mati, Boris Nemtsov, dan kelompok oposisi Venezuela.
(fby/mik)