Pasukan Rusia menggunakan tanda 'Z' di seragam tempur, panser, hingga tank. Sejumlah ahli mencoba menguak arti simbol tersebut dalam operasi invasi Rusia di Ukraina.
Mereka mulai menerka sejak simbol itu terpampang di tank-tank Rusia beberapa hari sebelum invasi dimulai pada Februari lalu.
Pendapat para ahli terbelah. Ada yang mengatakan, Z merupakan kependekan dari "Za pobedy" atau "demi kemenangan" dalam bahasa Rusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada pula ahli yang menganggap, Z berarti "Zapad" atau "Barat". Para ahli yang meyakini arti ini, menganggap Rusia tengah memberikan isyarat bahwa target mereka selanjutnya adalah negara-negara Barat.
Sejumlah pakar lainnya menganggap Z sebagai lambang "Pasukan Zorro" alias mereka yang membela kaum lemah dengan melakukan serangan.
CNN melaporkan, bahkan ada beberapa pakar militer yang menduga "Z" merupakan tanda incaran utama Rusia dalam invasi ini, yaitu Presiden Volodymyr Zelensky.
Aric Toler, seorang peneliti untuk lembaga pemantau independen operasi Rusia, Bellingcat, mengaku masih kebingungan. Selama delapan tahun menjadi peneliti, baru pertama kali ia melihat simbol tersebut.
"Jadi, saya mengasumsikan yang terburuk," kata Toler melalui Twitter.
Mengutip Reuters, tanda Z juga diyakini untuk menunjukkan pembagian wilayah operasi agresi Rusia di Ukraina. Simbol Z disebut-sebut sebagai wilayah operasi yang bergerak dari timur Ukraina.
Hingga kini, misteri itu tak juga terkuak. Namun, tanda Z itu sekarang berubah menjadi simbol dukungan untuk invasi Rusia ke Ukraina.
Warga Rusia mulai memasang simbol Z di berbagai aksesoris, pakaian, hingga mobil. Sejumlah kelompok bahkan mengunggah video sembari memakai kaus hitam bertuliskan "Z" dan meneriakkan slogan pro-invasi Rusia.
Kamil Galeev, pengamat dari badan think tank asal AS, Wilson Center, pun tak mau mencoba menguak misteri simbol itu. Menurutnya, yang penting adalah simbol itu bisa mempersatukan para pendukung.
"Otoritas meluncurkan kampanye propaganda untuk meningkatkan dukungan atas invasi di Ukraina, dan mereka menggalang banyak dukungan," ujar Galeev di Twitter.