Trump Kaget Putin Invasi Ukraina: Saya Kira Hanya Bagian Negosiasi

CNN Indonesia
Rabu, 16 Mar 2022 18:55 WIB
Mantan Presiden AS, Donald Trump, mengaku kaget Presiden Rusia, Vladimir Putin, benar-benar menginvasi Ukraina. (AFP/Mandel Ngan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengaku kaget Presiden Rusia, Vladimir Putin, menginvasi Ukraina. Trump menyangka pengerahan pasukan Rusia di perbatasan hanya untuk negosiasi.

"Saya kaget. Saya pikir dia [Putin] sedang bernegosiasi saat dia mengirim pasukannya ke perbatasan. Saya pikir dia bernegosiasi," kata Trump saat diwawancara Washington Examiner, Selasa (15/3).

"Saya pikir itu (penempatan pasukan) adalah cara yang keras untuk bernegosiasi, tetapi juga cara negosiasi yang pintar."

Trump juga menyatakan, ia mengira Putin sedang berupaya mendapatkan kesepakatan yang bagus dengan Amerika Serikat.

"Saya pikir dia mencoba membuat kesepakatan yang bagus seperti yang dilakukan semua orang dengan AS, seperti seluruh kesepakatan perdagangan. Kami tidak pernah mencapai kesepakatan perdagangan yang bagus sampai saya menjabat," ujar Trump.

"Dan dia [Putin, sekarang] malah bersikap seperti itu. Saya merasa dia berubah. Saya pikir dia berubah. Ini hal yang sangat menyedihkan bagi dunia. Dia berubah banyak."

Sejak perang berkecamuk, Trump selalu membanggakan dirinya mampu mencegah Putin menginvasi Ukraina saat ia menjabat sebagai presiden AS. Ia mengaku mengenal Putin dengan sangat baik.

"Saya tahu dia selalu menginginkan Ukraina. Saya biasa berbicara dengannya tentang hal itu. Saya berkata, 'Anda tidak dapat melakukannya (invasi). Anda tidak akan melakukannya,' tapi saya lihat dia menginginkannya," ucap Trump pada Februari lalu, dikutip CNN.

"Masyarakat Crimea, dari yang saya dengar, lebih memilih bergabung dengan Rusia daripada dengan keadaan mereka sekarang."

Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari lalu. Serangan ini menuai kecaman dunia. Sejumlah negara berbondong-bondong menjatuhkan sanksi kepada Moskow.

Tak hanya situs militer, fasilitas publik seperti rumah sakit dan sekolah juga kerap menjadi target serangan Rusia. Akibat invasi ini, lebih dari 600 warga sipil meninggal dunia.

Di tengah perang ini, delegasi kedua negara menggelar diskusi, tapi belum mencapai kesepakatan gencatan senjata.

(pwn/has)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK