Pejabat Turki mengklaim kemungkinan Presiden Vladimir Putin dan Presiden Volodymyr Zelensky bisa bersatu di tengah agresi militer Rusia ke Ukraina dalam tiga pekan terakhir.
Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Turki Mevlüt Çavuşoğlu ketika bertemu Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Lviv, Kamis (17/3).
Pertemuan mereka berlangsung satu hari setelah Menteri Mevlüt bertemu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Moskow.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika kesepakatan tercapai mengenai isu-isu yang kami lihat mengenai pemulihan hubungan, ada kemungkinan dua pemimpin (Putin dan Zelensky) bisa bersatu," kata Menteri Mevlüt Çavuşoğlu seperti dikutip CNN, Kamis (17/3).
Dalam kesempatan itu, ia mengatakan Ukraina telah menyarankan Turki dan Jerman sebagai negara penjamin dalam perjanjian keamanan kolektif yang diusulkan.
"Dalam pembicaraan saya kemarin di Moskow, saya melihat Federasi Rusia tidak keberatan dengan ini dan mereka dapat menerima proposal seperti itu," kata Menteri Mevlüt Çavuşoğlu.
Namun, ia tetap menekankan kesepakatan harus dapat diterima kedua belah pihak dan rakyatnya.
Di sisi lain, Menteri Mevlüt Çavuşoğlu juga mengatakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara dengan Putin pada Kamis (17/3).
Berdasarkan pernyataan resmi pemerintah Turki, Erdogan disebut menekankan perluya menilai situasi kemanusiaan di lapangan, serta koridor kemanusiaan yang beroperasi efektif dua arah.
"Erdogan juga mengulangi tawarannya untuk menjadi tuan rumah bagi Putin dan Zelensky di Istanbul atau Ankara selama percakapan teleponnya dengan Putin," bunyi pernyataan tersebut.
Pekan lalu (10/3), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menelepon Presiden AS Joe Biden untuk membahas invasi Rusia ke Ukraina. Kedua kepala negara menilai invasi Rusia ke Ukraina tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan.
"Mereka menegaskan kembali dukungan kuat mereka untuk pemerintah dan rakyat Ukraina, menggarisbawahi perlunya penghentian segera agresi Rusia, dan menyambut tanggapan internasional yang terkoordinasi terhadap krisis," demikian pernyataan Gedung Putih yang dilansir CNN.
Pada Minggu (6/3) lalu, Erdogan dilaporkan menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam pembicaraan yang berlangsung satu jam itu, Erdogan meminta Putin untuk segera menghentikan invasi Rusia di Ukraina.
"Presiden Erdogan yang mengatakan bahwa gencatan senjata bukan hanya meredakan kekhawatiran kemanusiaan masuk," pernyataan pemerintah Turki seperti dikutip Reuters.
"Tapi itu juga memberikan kesempatan untuk pencarian solusi politik, memperbarui imbauannya untuk membuka jalan perdamaian bersama."
(chri)