Pemerintah Ukraina menuding tentara Rusia mencuri 11 bus kosong yang hendak menuju Mariupol untuk mengevakuasi warga di tengah bombardir yang terus menggempur kota itu.
Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk, mengatakan bus diambil alih tentara Rusia di pos pemeriksaan Rusia di Mangush, sekitar 15 kilometer barat Mariupol, demikian dikutip CNN, Rabu (23/3).
Menurut dia, tentara Rusia menggiring bus-bus lengkap dengan pengemudinya dan beberapa pekerja layanan darurat ke lokasi rahasia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, upaya menyelamatkan warga Ukraina dengan mengirim bus kosong ke Mariupol gagal.
Mariupol selama ini berada dalam gempuran pasukan Rusia. Menurut Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, sekitar 100 ribu penduduk kota juga tak bisa mengakses makanan, air, dan obat-obatan.
Pejabat setempat di Mariupol mengatakan bom meledak setiap sepuluh menit.
Beberapa hari ini, ribuan orang melakukan perjalanan berbahaya agar bisa keluar dari Mariupol dengan kendaraan pribadi. Mereka menuju Zaporizhya, kota yang berjarak 200 kilometer dari Mariupol.
Tak hanya di Mariupol, ledakan juga terdengar di beberapa kota seperti Kherson, dan sekitar ibu kota Ukraina, Kyiv.
Korban tewas pun tak bisa terhindarkan. Menurut catatan PBB, tercatat 953 warga sipil tewas, termasuk 78 anak-anak, sejak invasi berlangsung. Sebanyak 1.557 orang juga dilaporkan terluka.
Rusia bersedia mengakhiri invasi jika Ukraina menjadi negara netral dan tak bergabung dengan NATO, mengakui wilayah Crimea bagian dari Kremlin, demiliterisasi dan denazifikasi di wilayah timur Ukraina.
Sementara itu, Ukraina menyatakan akan tetap berjuang habis-habisan untuk mempertahankan bagian kedaulatannya, meski ada wacana referendum Crimea, Donetsk dan Luhansk.