Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba mengajak negara-negara di dunia memboikot produk perusahaan mobil asal Prancis, Renault lantaran menolak untuk meninggalkan pasar Rusia.
Dia menyesalkan hal tersebut. Padahal, Rusia jelas telah mengancam kedaulatan negaranya dan telah dikecam oleh berbagai negara termasuk Prancis.
"Renault menolak menarik diri dari Rusia. Saya meminta pelanggan dan bisnis di seluruh dunia untuk memboikot Grup Renault," tutur Kuleba mengutip AFP, Rabu (23/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai Kuleba mengajak dunia memboikot, Renault langsung membuat pernyataan. Mereka berencana segera menangguhkan aktivitas produksi di Rusia.
Diketahui, sejumlah perusahaan multinasional telah meninggalkan Rusia sebagai aksi protes terhadap invasi ke Ukraina.
Beberapa perusahaan itu di antaranya Deutsche Bank, JPMorgan Chase, Amex, Visa, Mastercard, hingga Western Union. Kemudian McDonald's, Starbucks, Apple, BP, ExxonMobil dan seterusnya.
Selain itu, perusahaan energi Prancis, TotalEnergies juga telah memutuskan untuk menghentikan pembelian minyak dari Rusia. Bakal dilakukan paling lambat akhir 2022.
"Mengingat situasi yang memburuk di Ukraina dan adanya sumber pasokan alternatif untuk Eropa, TotalEnergies secara sepihak memutuskan untuk tidak menandatangani atau memperbarui kontrak apapun untuk pembelian minyak dan produk minyak Rusia sesegera mungkin, paling lambat akhir 2022," tulis pernyataan resmi perusahaan, mengutip CNN Business, Rabu (23/3).
Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat kini juga tengah menyiapkan sanksi baru terhadap Rusia.
Sanksi bakal menyasar elite politik terutama yang terlibat dalam perang serta memiliki hubungan dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Rencananya akan diumumkan pada Kamis mendatang (24/3).
"Kami, Pemerintah Amerika Serikat, sedang menyiapkan sanksi baru yang akan dikenakan kepada elite politik, oligark dan para kelompoknya," kata Penasihat Keamanan AS Jake Sullivan mengutip AFP.
(afp/bmw)