Zelensky: Ukraina Siap Jadi Negara Non-Nuklir demi Setop Perang Rusia

CNN Indonesia
Senin, 28 Mar 2022 15:08 WIB
Presiden Volodymyr Zelensky menegaskan bahwa Ukraina siap menyandang status negara netral dan non-nuklir demi menghentikan perang dengan Rusia.
Presiden Volodymyr Zelensky menegaskan bahwa Ukraina siap menyandang status negara netral dan non-nuklir demi menghentikan perang dengan Rusia. (AFP/Sergei Supinsky)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Volodymyr Zelensky menegaskan bahwa Ukraina siap menyandang status negara netral dan non-nuklir. Zelensky melontarkan pernyataan ini menjelang dialog dengan Rusia yang bakal dimulai Senin (28/3).

"Jaminan keamanan dan status netral, non-nuklir dari negara kami. Kami siap menerima ini. Ini merupakan poin yang paling penting," kata Zelensky dalam kepada jurnalis independen Rusia, Minggu (27/3).

Sebagaimana dilansir CNN, ia kemudian berkata, "Ini merupakan poin prinsip pertama dari Federasi Rusia seingat saya. Dan sejauh yang saya ingat, mereka memulai perang karena ini."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rusia memang memulai invasi karena kekhawatiran Ukraina masuk ke dalam aliansi pertahanan NATO. Moskow mendesak Ukraina untuk menyandang status netral, atau tak terikat dengan aliansi pertahanan asing.

Selain itu, Rusia juga khawatir Ukraina mengembangkan senjata nuklir. Ukraina sendiri sebenarnya sudah tak memiliki senjata nuklir sejak lama.

Namun, Rusia ingin ada kepastian hitam di atas putih. Kini, Zelensky pun menyatakan bahwa Ukraina siap mendeklarasikan status negara non-nuklir.

Meski demikian, Zelensky menekankan bahwa kesepakatan apa pun harus diajukan kepada warga Ukraina dalam sebuah referendum.

"Jadi klausul ini adalah jaminan keamanan bagi Ukraina. Sejak mereka mengatakan itu [jaminan keamanan] untuk mereka juga, ini cukup dimengerti bagi saya, dan kini tengah didiskusikan," katanya.

"Ini masalah mendalam, tetapi saya ingin memastikan itu [jaminan keamanan] bukan hanya berbentuk selembar kertas. Jadi kami ingin mengubah kertas tersebut menjadi perjanjian serius untuk ditandatangani."

Zelensky juga mengatakan bahwa isu kedaulatan Donbas dan Crimea harus didiskusikan dan diselesaikan dalam pembicaraan damai yang dilakukan kedua kubu.

Komentar Zelensky ini muncul setelah kantor kepresidenan Turki menyatakan dialog perdamaian Rusia-Ukraina selanjutnya bakal diadakan di Istanbul pada pekan ini.

Perwakilan Rusia dan Ukraina telah mengadakan berbagai dialog untuk mencapai gencatan senjata. Namun, perundingan ini masih mandek dan Rusia terus menyerang kota-kota Ukraina.

Akibat invasi Rusia ke Ukraina, 1.119 warga sipil terbunuh. Kantor HAM PBB juga menyatakan, 1.790 warga sipil juga terluka sejak serangan Rusia dimulai.

Meski demikian, badan ini menduga angka sebenarnya bakal lebih tinggi.

(pwn/has)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER