Temui Taliban, Menlu RI Minta Perempuan Afghanistan Diizinkan Sekolah

CNN Indonesia
Selasa, 29 Mar 2022 11:30 WIB
Menlu RI Retno Marsudi minta Taliban izinkan perempuan Afghanistan sekolah. (Dok. Kemlu RI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, meminta perempuan Afghanstan agar diizinkan kembali sekolah, menyusul aturan ketat yang diterapkan Taliban usai menguasai negara itu.

Retno menyampaikan permintaan itu saat bertemu secara informal dengan delegasi Taliban, Amir Khan Muttaqi, di Doha, Qatar pada Senin (28/3).

Ia menggarisbawahi situasi di Afghanistan soal kebijakan baru Taliban yang menutup sekolah menengah bagi perempuan.

"Saya menegaskan bahwa pendidikan perempuan sangat penting bagi masa depan Afghanistan," kata Retno dalam pernyataan resmi yang diterima CNNIndonesia.com, Senin (28/3) petang.

Ia juga mengaku bahwa Indonesia khawatir atas kebijakan penutupan akses terhadap sekolah tingkat atas bagi perempuan di Afghanistan.

Indonesia dan Qatar, lanjut Retno, telah menandatangani Letter of Intent (LoI) soal pemberian bantuan kemanusiaan dan pembangunan bagi rakyat Afghanistan.

Kesepakatan itu menunjukan komitmen kedua negara untuk terus membantu Kabul, terutama dalam bidang pemberdayaan termasuk bagi perempuan dan anak-anak di negara tersebut.

Bantuan itu berupa beasiswa ke perguruan tinggi, pelatihan vokasi, dan dialog soal peran perempuan di Afghanistan.

Perwakilan Taliban, sambung Retno, menyambut baik tawaran bantuan dari Indonesia dan Qatar

Selain soal pendidikan, mereka juga membahas situasi kemanusiaan di negara Timur Tengah itu.

Taliban menutup kembali sekolah menengah bagi perempuan Afghanistan. Mereka menutup sekolah ini hingga waktu yang belum ditentukan.

Sejak berhasil menguasai Afghanistan pada Agustus 2021 lalu, Taliban menerapkan sejumlah aturan yang mengekang.

Perempuan tersingkir dari ruang-ruang publik dan hak-haknya dirampas seperti pendidikan, pekerjaan dan sekedar melakukan aktivitas di luar ruangan sendiri. Aturan itu menurutnya mengacu pada syariat islam versi interpretasi kelompok ini.

Tindakan membuat komunitas internasional geram dan enggan mengakui pemerintahan mereka, padahal sudah berjalan tujuh bulan.



(isa/bac)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK