Invasi Rusia di sejumlah kawasan di Ukraina belakangan ini dinilai mulai melempem. Tanda-tandanya terlihat mulai dari pasukan Rusia enggan mematuhi instruksi hingga menyabotase alutsista.
Pertanda ini kian kuat ketika pekan lalu, Ukraina mengklaim pasukan Rusia semakin lemah dan kekurangan logistik di Ukraina.
Salah satu komandan senior militer Ukraina mengklaim, tentara Rusia hanya punya amunisi, makanan, dan bahan bakar yang cukup untuk bertempur selama tiga hari ke depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, berikut tanda-tanda pasukan Rusia mulai melempem dalam menggempur Ukraina belakangan ini.
Intelijen Amerika Serikat mengklaim Putin tak bisa memperoleh informasi sesungguhnya soal situasi terbaru di Ukraina.
Klaim itu muncul saat pasukan Rusia dilaporkan kewalahan dan mengalami kemunduran di Ukraina. Washington menilai, pejabat senior Rusia terlalu takut melaporkan operasi militernya Ukraina.
"Kami yakin [Putin] disesatkan oleh para penasihatnya soal seberapa buruk kinerja militer Rusia dan bagaimana ekonomi Rusia dilumpuhkan oleh sanksi,"ujar Direktur Komunikasi Gedung Putih, Kate Bedingfield, merujuk laporan intelijen mereka pada Rabu (30/3), dikutip AFP.
Ia kemudian berkata, "Karena, sekali lagi para penasihat senior terlalu takut mengatakan yang sebenarnya."
Intelijen Inggris juga melaporkan indikasi serupa. Kepala GCHQ, Jeremy Fleming, menuturkan Putin salah menilai situasi di Ukraina.
Direktur Badan Pusat Intelijen Inggris Markas Komunikasi Pemerintah (GCHQ), Jeremy Fleming, menyatakan bahwa sebagian tentara Rusia di Ukraina menolak melaksanakan perintah invasi.
"Kami melihat tentara Rusia kekurangan senjata dan moral, melaksanakan perintah, menyabotase peralatan mereka sendiri, dan bahkan secara tak sengaja menembak jatuh pesawat mereka sendiri," katanya.
Ia juga menilai, Putin melebih-lebihkan kemampuan militer Rusia untuk mengamankan kemenangan dengan cepat di Ukraina.
Tanda-tanda lainnya berlanjut di halaman berikutnya >>>