Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, mendesak investigasi independen terkait laporan ratusan warga sipil yang tewas dibunuh pasukan Rusia di Bucha, Ukraina.
"Saya betul-betul terkejut dengan foto-foto yang menunjukkan warga sipil terbunuh di Bucha, Ukraina. Penting untuk melakukan penyelidikan independen yang mengarah ke akuntabilitas efektif," ujar Guterres pada Minggu (3/4), seperti dikutip AFP.
Pernyataan itu muncul usai pejabat Ukraina melaporkan sedikitnya 300 jenazah yang penuh luka terkubur di Kota Bucha.Foto dan video mayat-mayat itu juga tersebar di media sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terpisah, PBB menyatakan penemuan kuburan massal di kota itu menimbulkan pertanyaan serius soal kemungkinan kejahatan perang.
"Apa yang kita ketahui sekarang jelas menimbulkan pertanyaan serius dan mengganggu soal kemungkinan kejahatan perang dan pelanggaran berat atas hukum internasional," demikian pernyataan PBB.
Mereka kemudian menyatakan, "Kami sangat prihatin dengan foto dan video, termasuk rekaman jenazah dengan tangan terikat di belakang."
Namun, PBB belum bisa memverifikasi jumlah jasad atau informasi yang lebih rinci mengenai laporan tersebut.
"Pada saat yang sama, kami tak bisa mengesampingkan di antara 300 atau lebih mayat yang dilaporkan oleh otoritas kota di jalan-jalan dan dikuburkan dalam beberapa hari terakhir, ada mayat tentara Ukraina atau Rusia yang tewas dalam pertempuran" tulis PBB.
Para korban itu, sambung PBB,bisa saja warga sipil yang meninggal karena sebab alami, seperti serangan jantung atau kondisi kesehatan lain yang dipicu stres.
Selain itu, masalah akses yang terbatas ke pengobatan dan bantuan medis selama sebulan terakhir juga bisa menjadi penyebab mereka meninggal.
Meski demikian, menurut PBB, penting untuk menggali dan mengidentifikasi semua mayat, mengingat kemungkinan kejahatan perang.
"Ini penting agar kerabat bisa diberi tahu, dan penyebab pasti kematian ditetapkan untuk membantu memastikan akuntabilitas dan keadilan. Penting juga untuk mengambil semua tindakan untuk memastikan bukti," kata mereka.
Kecaman ini datang setelah pihak berwenang Ukraina melaporkan temuan 300 jasad yang diduga tewas akibat dibunuh pasukan Rusia di Bucha.
Wali Kota Bucha, Anatoliy Fedoruk, mengatakan tentara Rusia membunuh para warga, sementara pasukan Chechen mengontrol daerah itu. Temuan itu membuat Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, murka.
"Ratusan orang dibunuh. Warga sipil disiksa dan dieksekusi. Jenazah-jenazah berada di jalan. Area ranjau, bahkan ada jasad orang meninggal di ranjau," ucap Zelensky.
Sementara itu, Rusia membantah tuduhan pembunuhan ini. Kremlin juga mengklaim tak ada warga sipil yang terluka akibat serangan pasukan Rusia.
(isa/has)