Dua warga Palestina tewas saat tentara Israel menyerbu sebuah distrik Tepi barat, Jenin, dalam operasi yang disebut kontraterorisme pada Kamis (14/4).
"Dua pemuda (Palestina) meninggal karena terluka usai serangan pasukan Israel di distrik Jenin," demikian menurut Kementerian Kesehatan Palestina dalam pernyataan resmi dikutip AFP.
Sementara itu, Perdana Menteri Palestina, Mohammed Shtayyeh, buka suara soal kematian dua warganya itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"[Pasukan Israel] melakukan pembunuhan demi pembunuhan tanpa sedikit pun menghormati hukum internasional," kata Shtayyeh.
Baru-baru ini, Pasukan Israel mengaku telah melanjutkan kegiatan kontraterorisme.
Operasi itu muncul setelah seorang laki-laki di Jenin membunuh tiga orang di Tel Aviv dan puluhan mengalami luka-luka.
Laki-laki itu kemudian tewas usai baku tembak dengan pasukan Israel saat mereka patroli di malam hari.
Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, memberikan kebebasan kepada pasukan Israel untuk "mengalahkan teror" di Tepi Barat. Ia juga memperingatkan tak ada balasan untuk perang ini.
Lihat Juga : |
Namun, sejauh ini pihak Israel tak memberi komentar soal kematian terbaru warga Palestina tersebut.
Sejak 22 Maret, total warga Palestina termasuk penyerang anti-Israel yang tewas mencapai 20.
Ketegangan itu muncul saat warga Muslim menjalankan Ramadan yang bersamaan dengan kenaikan Isa Al Masih.
Perayaan agama yang tumpang tindih itu meningkatkan ketegangan di Kota Yerusalem yang menjadi rumah dari situs suci bagi tiga agama yakni Islam, Kristen, dan Yahudi.
Pada Ramadan 2021 lalu, perang antara Hamas dan pasukan Israel juga berkecamuk selama 11 hari. Konflik ini muncul usai pasukan Israel disebut melarang warga Palestina beribadah di Masjid Al-Aqsa.