Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal menyebut, situasi di Mariupol sebagai bencana kemanusiaan terbesar sejak invasi Rusia dan mungkin bencana terburuk abad ini.
Betapa tidak, kota pelabuhan itu terus menerus dihantam ledakan bom dari pasukan Rusia.
Mengutip CNN, dalam konferensi pers di Washington, Amerika Serikat, Jumat (22/4) waktu setempat, Shmyhal mengatakan, ribuan orang telah tewas di Mariupol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita akan melihat kekejaman yang mengerikan ketika akan dibebaskan dari Rusia,"katanya.
Dia mengatakan, pasukan Rusia benar-benar menghancurkan segalanya, termasuk tempat penampungan di mana warga sipil tinggal.
Diperkirakan 100 ribu orang masih terjebak di Mariupol sejak dikepung oleh pasukan Rusia pada 1 Maret 2022.
Pejabat Ukraina itu mengklaim bahwa lebih dari 20 ribu orang di kota itu telah tewas selama serangan itu.
CNN tidak dapat secara independen mengidentifikasi angka-angka ini, karena jumlah korban tewas yang pasti setelah beberapa minggu pengeboman berat tidak tersedia.
Shmyhal mengatakan, warga sipil termasuk wanita dan anak-anak bersembunyi di pabrik baja Azovstal, benteng terakhir para pembela Ukraina di dalam kota.
Dia mengatakan, tentara Rusia masih mengepung daerah itu dan Ukraina sedang berbicara dengan mitra untuk merundingkan koridor evakuasi.
Dia juga meminta duta besar dari semua negara, termasuk Amerika Serikat, untuk kembali ke kedutaan mereka di Kyiv.
(dzu/asr/bac/asr/bac)