Cerita Putri Dubes Ukraina Saksikan Situasi Mencekam Invasi Rusia

CNN Indonesia
Selasa, 26 Apr 2022 15:20 WIB
Salah satu remaja Ukraina yang juga anak Duta Besar Ukraina di Jakarta membeberkan kesaksiannya saat Rusia menginvasi negara eks Uni Soviet itu.
Hamianin iVarvara kut mengungsi ke Indonesia saat Rusia menginvasi Ukraina. (CNN Indonesia/ Hamka Winovan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Salah satu remaja Ukraina yang juga anak Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin, Hamianin Varvara. membeberkan kesaksiannya saat Rusia menginvasi negara eks Uni Soviet itu.

Hamianin Varvara tinggal di kota kecil sekitar Kyiv, Ukraina. Meski tempat tinggalnya bukan kota besar, ia mengaku pernah mendengar ledakan.

"Kami mendengar ledakan di kota kami sekali, dan banyak pesawat militer beterbangan di langit," kata Varvara saat ditemui CNNIndonesia.com di kantor Kedutaan Ukraina pada Rabu (20/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tempat tinggal yang berdekatan dengan kota Kyiv, membuat Barbara tak asing dengan serentetan ledakan.

"Jadi satu-satunya hal yang kita dengar adalah ledakan di sekitar Kyiv karena semuanya dekat. Kami dengar ledakan setiap hari, sepanjang hari," jelas dia.

Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari lalu saat dini hari. Menurut Varvara, banyak penduduk yang terkejut usai mendengar ledakan dan menyaksikan jendela-jendela bergetar.

"Kami tak tahu apa pun karena tak ada berita [soal invasi Rusia]," ucap remaja berumur 17 tahun ini.

Ketika itu yang tampak di mata mereka hanya kesulitan. Para penduduk tak bisa banyak bergerak lantaran ranjau bertebaran di mana-mana, mulai dari hutan hingga dekat sungai.

Meski demikian, ia mengaku bahwa kotanya merupakan area yang aman, lantaran tentara Ukraina berhasil memukul mundur pasukan Rusia saat di sekitar Kyiv. Ukrain Kha bukan arena yang menjadi pertempuran sengit antar kedua pasukan ini.

Di tengah agresi yang masih berlangsung di Ukraina, Varvara masih bisa keluar rumah barang cuma ke pertokoan namun hanya sebentar.

"Saya bisa pergi ke pertokoan atau kemana saja tapi saya harus membawa dokumen dan melakukannya secepat mungkin, karena jalanan bukan area yang aman," ucap Varvara lagi.

Beberapa kota, lanjutnya, dalam kondisi aman, namun kota lain berada dalam bahaya. Varvara lantas menceritakan rekan dia yang berada di Mariupol, Kharkiv, atau Chernihiv.

Kota-kota tersebut merupakan wilayah yang menjadi target pasukan Rusia.

"Mereka tak punya kesempatan untuk pergi. Jadi saya adalah orang yang beruntung," papar Varvara.

Ia juga menceritakan sekolah tempat pamannya mengajar di Kramatorsk yang terkena ledakan. Paman dia kemudian dievakuasi ke kota Ukrainka.

Sementara itu, sekolah Varvara menjalankan pembelajaran jarak jauh. Sehingga, dia mengaku tak terlalu berdampak invasi Rusia ke Ukraina terhadap sekolahnya, kecuali soal ujian yang berpengaruh ke jenjang pendidikan selanjutnya.

"Ada beberapa masalah dengan ujian karena kami tak bisa menyiapkannya. Jika Anda ingin melamar ke Universitas Anda harus melalui ujian, tapi semuanya berubah."

Orang Terdekat Jadi Relawan di Ukraina
Terlepas soal sekolah, Varvara menceritakan ibu dan kakak perempuannya yang memilih tinggal dan menjadi relawan di Ukraina.

Mereka berdua, sambungnya, membawa obat-obatan, makanan dan kebutuhan lain ke Kyiv, mengingat banyak para lanjut usia yang tak bisa pergi dan membeli sesuatu karena toko tutup.

"Jadi para relawan kami bekerja sepanjang waktu dari hari pertama, dan mereka mencoba membawa kebutuhan," lanjut dia.

Menurut penuturan ibu Varvara, saat Rusia berhasil menduduki kota di Ukraina ada banyak mobil sipil yang ditembak.

Barbara juga mengisahkan soal rekan dia yang berusia 29 tahun, turut berjuang bersama pasukan Ukraina.

Gadis remaja itu hanya bisa menanti kabarnya di gawai dengan perasaan cemas dan takut temannya tak lagi hidup.

"Dia selalu dalam bahaya, dan saya hanya bisa menunggu, menunggu sampai 10 jam, 20 jam sampai dia menjawab pesanku. Anda tak tahu, jika dia mati, jika dia terluka, jika dia berada di 'zona perang'" ujar dia.

Ukraina masih berada dalam gempuran Rusia, terutama di Ukraina Timur. Ledakan dan pertempuran terus berkecamuk

Pejabat Ukraina menyebut serangan baru di Ukraina sebagai perang fase II.

(isa/bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER