Sebanyak 12,38 juta penduduk Shanghai, China kini mulai bisa keluar rumah. Pada Jumat (29/4), pemerintah Shanghai mengumumkan kawasan kediaman penduduk tersebut tak lagi berisiko tinggi Covid-19.
Pada awal April 2022, Shanghai melakukan penguncian kota karena mencoba meredam penyebaran wabah Covid-19.
Namun, pemerintah secara hati-hati mulai mencabut pembatasan, terutama di pemukiman warga setelah dua pekan tanpa kasus positif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Shanghai mengklasifikasikan setiap pemukiman berdasarkan beberapa tingkat risiko, sehingga memungkinkan penduduk di zona rendah bisa keluar rumah untuk beraktivitas yang "sesuai."
Zona pertama adalah yang tertutup dan terkendali karena berisiko tinggi. Sekitar 5,27 juta orang masih dalam penguncian paling ketat hingga Kamis (27/4).
Angka itu turun sekitar 6,6 juta sejak penyesuaian ulang tingkat risiko terakhir pada 20 April.
"Jumlah orang di zona tertutup dan terkendali jelas turun," kata Wakil Direktur Komisi Kesehatan Shanghai Zhao Dandan, seperti diberitakan Reuters, Jumat (29/4).
Sementara itu, 5,93 juta penduduk di zona berisiko rendah sudah diizinkan meninggalkan apartemen walau hanya bisa beraktivitas di sekitar kompleks tempat tinggal.
Pemerintah Shanghai mengatakan 52 orang meninggal karena COVID-19 pada Kamis (28/4), naik dari 47 orang sehari sebelumnya. Usia rata-rata yang meninggal dunia adalah 84 tahun.
Kota ini melaporkan 9.545 kasus tanpa gejala baru pada Kamis (28/4), naik dari 9.330 sehari sebelumnya, dengan kasus bergejala juga melonjak menjadi 5.487, dari 1.292 pada hari sebelumnya.
Virus corona pertama kali muncul di kota Wuhan di China pada akhir 2019 dan selama dua tahun berikutnya pihak berwenang berhasil mengendalikan wabah sebagian besar dengan penguncian dan larangan bepergian.
Namun, tahun ini varian Omicron yang menyebar cepat telah menguji kebijakan "nol-COVID" China.
(reuters/chri)