Amerika Serikat (AS) berharap diplomat mereka bisa kembali ke ibukota Ukraina, Kyiv, pada akhir bulan ini. AS telah menutup kedutaan di Ukraina jauh hari sebelum invasi Rusia dimulai.
"Kami sangat berharap kondisi mengizinkan kami kembali ke Kyiv pada akhir bulan ini," kata Kristina Kvien, representatif kedutaan AS.
Kedutaan AS di Ukraina tutup pada 14 Februari, 10 hari sebelum Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan invasi ke Ukraina. Para diplomat dipindahkan ke bagian barat Ukraina yang relatif aman dari serangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kvien mengatakan dia dan karyawannya 'bekerja siang dan malam di Polandia' untuk 'membantu Ukraina memenangkan perang ini'.
Dia berada di Ukraina dalam perjalanan 'satu hari' dan mengatakan diplomat AS akan 'terus melakukan perjalanan sehari dalam satu atau dua pekan' ke Ukraina.
"Kami senang bisa kembali. Dan kami akan melanjutkan upaya kami untuk melakukan segala yang mungkin di sini di lapangan untuk membantu Ukraina memenangkan perang ini," kata dia.
"Kami mendengarkan profesional keamanan. Jika mereka menyuruh kami kembali, kami akan kembali [ke Kyiv]," katanya lagi.
Negara-negara Barat secara bertahap telah bergerak mengembalikan kehadiran diplomatik di Kyiv, kota yang berhasil dipertahankan pasukan Ukraina dari serangan Rusia.
Menurut Kvien, Putin telah 'membuat perhitungan yang salah' di Ukraina.
Keputusan mengembalikan diplomat AS ke Ukraina datang setelah Presiden AS Joe BIden mengumumkan usul paket bantuan US$33 miliar ke Ukraina dan setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada akhir pekan lalu.
(fea)