Balas Dendam, Rusia Sanksi PM Jepang dan 62 WN Negeri Sakura

CNN Indonesia
Rabu, 04 Mei 2022 18:18 WIB
Rusia menjatuhkan sanksi terhadap PM Jepang, Fumio Kishida, dan 62 warga lainnya. Langkah ini diambil sebagai balasan atas sanksi Jepang terhadap Rusia. (AFP/Carl Court)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rusia menjatuhkan sanksi terhadap Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, dan 62 warga Negeri Sakura lainnya. Langkah ini diambil sebagai balasan atas sanksi Jepang terhadap Rusia.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengumumkan bahwa mereka menjatuhkan sanksi karena pemerintahan Jepang menggaungkan kampanye anti-Rusia di tengah serangan mereka di Ukraina.

"Pemerintahan Fumio Kishida meluncurkan kampanye anti-Rusia yang belum pernah terjadi sebelumnya, membiarkan retorika yang tak bisa diterima terhadap Federasi Rusia, termasuk fitnah dan ancaman langsung," demikian pernyataan Kemlu Rusia yang dikutip AFP.

Kemlu Rusia kemudian melanjutkan, "Ini digaungkan tokoh masyarakat, pakar, perwakilan media Jepang, yang sepenuhnya terpengaruh dengan sikap Barat terhadap negara kami."

Menurut laporan Reuters, pejabat Jepang yang terkena sanksi di antaranya Kishida, Menteri Luar Negeri Yoshimasa Hayashi, Menteri Pertahanan Nobuo Kishi, dan Kepala Sekretaris Kabinet Kishida, Hirokazu Matsuno.

Dengan sanksi tersebut, individu-individu yang menjadi target bakal dilarang masuk Rusia tanpa batas waktu tertentu.

Rusia menuding para pejabat itu mengambil langkah-langkah praktis untuk menghancurkan hubungan bertetangga yang baik, serta merusak ekonomi dan kehormatan internasional Rusia.

Jepang sudah lebih dulu menjatuhkan sanksi ke Rusia. Sanksi itu mencakup larangan ekspor chip ke Rusia, pembatasan transaksi kedua negara, hingga pembekuan aset kedua anak Presiden Vladimir Putin, yakni Mariya Vorontsova dan Katerina Tikhonova.

Tak hanya Jepang, sejumlah negara Barat juga membanjiri Rusia dengan sanksi. Barat bahkan mengeluarkan bank-bank Rusia dari sistem keuangan Society Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT).

SWIFT merupakan sistem yang menghubungkan ribuan lembaga keuangan dunia, sehingga bank bisa bertransaksi dengan aman.

Sejumlah merek global juga menutup bisnis dan operasi mereka di tanah Negeri Beruang Merah. Mereka di antaranya Apple Inc, McDonald's, IKEA, serta H&M.

(isa/has)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK