Angkatan bersenjata Belarus memulai latihan militer berskala besar secara tiba-tiba pada Rabu (4/5) untuk menguji kesiapan tempur.
"Sudah direncanakan bahwa tes (kesiapan tempur) akan melibatkan pergerakan kendaraan militer dalam jumlah signifikan, yang bisa memperlambat lalu lintas di jalan umum," tulis Kementerian Pertahanan Belarus dalam pernyataan resmi, dikutip dari Reuters pada Rabu (4/5).
Namun, pihak kementerian negara yang dikenal sebagai salah satu sekutu Rusia itu mengklaim latihan tersebut tidak menimbulkan ancaman kepada negara tetangga maupun komunitas Eropa pada umumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wilayah Ukraina yang berdekatan dengan Belarus, termasuk Kyiv, berada di bawah serangan Rusia pada tahap awal nvasi. Namu, Rusia kini memfokuskan serangan di wilayah timur dan tenggara Ukraina.
Presiden Belarus Alexander Lukashenko baru-baru ini berdialog dengan Vladimir Putin pada Selasa (3/5). Berdasarkan pernyataan resmi, keduanya membahas sejumlah masalah, termasuk operasi Rusia di Ukraina.
Sementara itu, pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya diperkirakan menggempur Ukraina habis-habisan pada 9 Mei.
Hal tersebut diungkap sejumlah pejabat Amerika Serikat yang mengatakan kemungkinan Putin mengumumkan deklarasi pada tanggal tersebut.
Seperti diketahui, tanggal itu bertepatan dengan Hari Kemenangan Rusia yang dirayakan setiap tahun untuk memperingati keberhasilan mereka mengalahkan Jerman saat Perang Dunia II.
Para pejabat Washington memperkirakan Putin akan mendeklarasikan perang sebagai bentuk perayaan 'kemenangan' militer mereka.
Lihat Juga : |
Di samping itu, Ukraina juga mengklaim akan melakukan serangan balik ke Rusia pada akhir Mei usai menerima bantuan senjata dari negara-negara Barat.
Sebagaimana diberitakan CNN, Belarus merupakan salah satu negara pendukung Rusia. Menurut intelijen NATO, Belarus kerap menjadi batu loncatan operasi udara Rusia di Ukraina.
Militer Ukraina juga menyatakan sempat menembak beberapa rudal yang berasal dari wilayah Belarus.
Bahkan, Presiden Belarus Alexander Lukashenko tak menyesal mendukung Presiden Rusia Vladimir Putin dalam invasinya di Ukraina.
"Kami tidak memulai perang ini. Hati nurani kami jelas. Saya senang itu dimulai," kata Lukashenko kepada reporter pada Maret lalu.