Intelijen AS Disebut Bantu Ukraina Bunuh Jenderal Rusia

CNN Indonesia
Kamis, 05 Mei 2022 14:32 WIB
Intelijen Amerika Serikat disebut telah membantu pasukan Ukraina dalam menargetkan sejumlah jenderal Rusia.
Ilustrasi. Intelijen Amerika Serikat disebut telah membantu pasukan Ukraina dalam menargetkan sejumlah jenderal Rusia. Foto: (REUTERS/ALEXANDER ERMOCHENKO)
Jakarta, CNN Indonesia --

Intelijen Amerika Serikat disebut telah membantu pasukan Ukraina dalam menargetkan sejumlah jenderal Rusia sejak invasi berlangsung di negara eks Uni Soviet itu.

Sederet pejabat senior AS mengatakan banyak dari belasan jenderal Rusia yang dibunuh, menjadi target dengan bantuan intelijen Washington.

Menurut laporan New York Times, bantuan langsung dari AS dan badan intelijen Barat lain adalah faktor utama keberhasilan pasukan Ukraina melawan pasukan Moskow.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan laporan tersebut, AS menyediakan rincian pergerakan militer Rusia yang sering berpindah lokasi. Pasukan Ukraina menggunakan informasi itu untuk menyerang perwira senior Moskow.

Sementara itu, Ukraina pada Maret 2022 mengklaim Rusia kehilangan tujuh jenderal peralatan dan personel militer.

Dalam bulan yang sama, pejabat dari negara Barat menyebut pasukan Rusia punya masalah moral. Hal itu yang kemudian membuat sang jenderal maju ke baris depan hingga beberapa dari mereka tewas.

Negara Barat juga menggarisbawahi masalah potensi komunikasi dan logistik militer Rusia di Ukraina yang disebut menipis.

Namun, secara garis besar, pemerintahan Biden masih merahasiakan soal bantuan intelijen untuk menargetkan jenderal Rusia. Mereka khawatir hal itu bisa membahayakan agen dan dianggap sebagai tanda permusuhan oleh Rusia.

Bantahan Dewan Keamanan AS

Sementara itu, Dewan Keamanan Nasional (NSC) Amerika Serikat Adrienne Watson menegaskan isu keterlibatan AS dalam menargetkan jenderal Rusia adalah pernyataan tak bertanggung jawab.

"Amerika Serikat menyediakan intelijen medan perang untuk membantu Ukraina mempertahankan negara mereka," kata Watson, kepada AFP pada Kamis (5/5).

Ia kemudian melanjutkan, "Kami tak menyediakan intelijen dengan maksud untuk membunuh jenderal Rusia."

Selama konflik Rusia-Ukraina berlangsung, Pentagon kerap mengirim senjata dan peralatan militer ke Ukraina. Senjata itu di antaranya, artileri, helikopter dan drone penyerang.

Padahal, sebelum perang berkobar, AS sangat hati-hati mencatat semua alat utama sistem pertahanan (Alutsista) yang dipaketkan ke negara Eropa timur itu.

AS juga mengaku melatih pasukan Ukraina untuk mengoperasikan senjata yang mereka kirim.

Pentagon sejauh ini tak memberikan komentar langsung soal laporan New York Times.

(isa/chri)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER