KILAS INTERNASIONAL

Warga China Frustrasi Lockdown sampai Finlandia Gabung NATO

CNN Indonesia
Rabu, 11 Mei 2022 06:40 WIB
Warga China terutama di Beijing dan Shanghai merasa bak di penjara lantaran lockdown ketat berkepanjangan yang diterapkan pemerintah. (Foto: AFP/Jade Gao)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah peristiwa meramaikan berita internasional pada Selasa (10/5) mulai dari Finlandia bergabung dengan NATO sampai warga Beijing, China, lelah dengan kebijakan lockdown Covid-19 berkepanjangan.

Berikut kilas berita internasional kemarin.

Jurnalis Rusia: Diktator Paranoid Putin dan Kroninya Akan Hancur

Dua jurnalis Rusia mempublikasikan setidaknya 30 artikel yang mengkritik Presiden Vladimir Putin dan pemerintahannya di media pro-Kremlin, Senin (9/5).

"Putin dan kroninya bakal hancur dan menghadapi pengadilan setelah perang usai," kata jurnalis Rusia, Egor Polyakov and Alexandra Miroshnikova, dalam artikel mereka yang dipublikasikan di lenta.ru.

Jokowi ke Washington untuk KTT ASEAN-AS, Tekankan Misi Indo-Pasifik

Presiden Republik Indonesia,Joko Widodo (Jokowi), beserta Ibu Negara, Iriana Joko Widodo, bertolak menuju Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (10/5) pagi, untuk menghadiri Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN-AS.

Jokowi menekankan misi perdamaian, stabilitas, dan kerja sama di Indo-Pasifik sebelum bertolak ke Washington.


Finlandia: Rusia Invasi Ukraina, Saatnya Gabung NATO

Menteri Finlandia untuk urusan Eropa, Tytti Tuppurainen, mengatakan bahwa invasi Rusia ke Ukraina menjadikan waktu yang tepat bagi negaranya masuk ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

"Rusia yang telah menginvasi Ukraina. Sekarang, masyarakat melihat realitas baru ini dan waktunya tiba untuk [Finlandia] bergabung ke NATO," kata Tuppurainen kepada CNN, Senin (9/5).

Warga Beijing dan Shanghai Frustrasi Lockdown: Bak Dipenjara

Warga Beijing dan Shanghai menjerit frustrasi akibat pengetatan lockdown yang diterapkan China karena lonjakan kasus Covid-19. Begitu ketat aturan, sejumlah warga merasa seperti dipenjara.

"Seperti penjara. Kami tidak takut virusnya. Kami takut dengan kebijakan ini," ujar seorang warga Shanghai, Coco Wang, kepada Reuters pada Senin (9/5).



(tim/rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK