China Hapus Kritik Dirjen WHO soal Strategi Nol-Covid dari Medsos

CNN Indonesia
Rabu, 11 Mei 2022 16:56 WIB
China menghapus pernyataan kritik Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, terkait strategi nol-Covid dari berbagai jejaring media sosial.
China menghapus pernyataan kritik Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, terkait strategi nol-Covid dari berbagai jejaring media sosial. (AFP/Fabrice Coffrini)
Jakarta, CNN Indonesia --

China menghapus pernyataan kritik Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, terkait strategi nol-Covid dari berbagai jejaring media sosial.

Reuters melaporkan bahwa Negeri Tirai Bambu menghapus komentar tersebut tak lama setelah akun media sosial PBB di China mengunggah pernyataan Ghebreyesus pada Rabu (11/5) pagi.

Medsos PBB tersebut merilis pernyataan Ghebreyesus yang disampaikan dalam konferensi sehari sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam konpers itu, Ghebreyesus mengatakan, "Kami pikir itu [strategi nol-Covid] bukan strategi yang berkelanjutan, mengingat perilaku virus dan apa yang kami antisipasi di masa depan."

Pemerintah China langsung menghapus unggahan PBB itu dari Weibo. Tak hanya itu, China juga menonaktifkan fitur 'sharing' atau 'membagikan' di WeChat untuk mencegah penyebaran pernyataan Ghebreyesus tersebut.

Sementara itu, PBB dan Weibo belum merespons permintaan komentar dari Reuters.

Namun, dalam aplikasi WeChat tertera keterangan bahwa unggahan PBB itu "dilarang untuk dibagikan karena telah melanggar hukum dan regulasi yang relevan."

Sebagaimana diberitakan Reuters, komentar Ghebreyesus ini sudah terlanjur menjadi perbincangan di jagat maya China yang sebenarnya disensor ketat.

Hingga saat ini, China memang masih menerapkan strategi nol-Covid. Mereka bakal langsung mengetatkan aturan ketika mendeteksi segelintir kasus Covid.

Aturan China ini menuai kritik karena dianggap terlampau ketat. Warga di Shanghai dan Beijing bahkan kesulitan mendapatkan makanan karena lockdown tersebut.

Beberapa pihak menganggap strategi ini tak efektif, mengingat belakangan ini muncul sejumlah varian Covid-19 baru yang lebih cepat menular, tapi gejalanya lebih ringan.

[Gambas:Video CNN]

(pwn/has)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER