G7 Kutuk Pembatasan Hak Perempuan Afghanistan oleh Taliban
Group of Seven (G7) mengutuk pembatasan terhadap perempuan dan anak perempuan yang dilakukan Taliban di Afghanistan pada Kamis (12/5).
"Kami mengutuk penerapan langkah-langkah yang semakin ketat dan sangat membatasi separuh kemampuan penduduk untuk berpartisipasi secara penuh, setara dan bermakna dalam masyarakat," kata menteri luar negeri Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat dalam sebuah pernyataan bersama yang dikutip dari AFP.
Tujuh negara dengan perekonomian terbesar ini menuduh kelompok Islam garis keras itu mengisolasi negara.
"Kami menyerukan kepada Taliban untuk segera mengambil langkah-langkah untuk mencabut pembatasan pada perempuan dan anak perempuan," ujar mereka.
Para menteri menilai pembatasan hak-hak perempuan dan anak perempuan membuat Taliban "semakin mengasingkan diri dari komunitas internasional."
Saat merebut kekuasaan di Afghanistan pada Agustus lalu, Taliban menjanjikan aturan yang lebih lunak dibandingkan saat pertama kali berkuasa dari 1996 hingga 2001.
Namun demikian, mereka semakin membatasi hak-hak warga Afghanistan, khususnya perempuan dan anak perempuan. Mereka mencegah kaum hawa untuk kembali ke sekolah menengah dan banyak pekerjaan pemerintah.
Wanita di seluruh negeri juga dilarang bepergian sendirian. Bahkan, pekan lalu pihak berwenang memerintahkan perempuan untuk menutupi sepenuhnya di depan umum, idealnya dengan burkak.
Kamis ini, para menteri luar negeri G7 berkumpul untuk pertemuan tiga hari di Jerman, pemegang kursi kepresidenan kelompok tersebut. Rencananya mereka akan membahas perang di Ukraina dan masalah global mendesak lainnya.
(afp/sfr)