Korea Utara mengecam agresi Amerika Serikat dan Korea Selatan saat memperingati 72 tahun Perang Korea meletus, pekan lalu. Sejumlah pihak bersumpah akan membalas dendam.
Menurut laporan media pemerintah Korut KCNA, Pyongyang mengecam "langkah agresi" yang dilakukan AS, Korea Selatan, dan Jepang. Laporan itu menyebutkan motif AS mengerahkan "aset strategis" di Korsel bertujuan memprovokasi perang lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aset strategis biasanya dapat mencakup kapal induk, pesawat pengebom jarak jauh, atau kapal selam rudal.
"Perilaku biadab AS seperti itu memicu kemarahan dan balas dendam rakyat Korea," bunyi laporan KCNA yang dikutip Reuters.
KCNA juga melaporkan sejumlah organisasi buruh di Korut telah mengadakan pertemuan.
"[Mereka] bersumpah membalas dendam pada imperialis AS", ujar KCNA. Organisasi buruh itu menyalahkan Amerika Serikat karena memulai Perang Korea 1950-1953.
Perang berakhir dengan gencatan senjata alih-alih perjanjian damai. Artinya pasukan Perserikatan Bangsa-bangsa yang dipimpin AS secara teknis masih berperang dengan Korea Utara.
Peringatan Korut muncul di tengah kekhawatiran global bahwa Pyongyang akan melakukan uji coba nuklir ketujuh. Menurut pejabat AS dan Korea Selatan, tes itu bisa dilakukan kapan saja.
Sementara itu, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol berjanji akan melakukan yang terbaik untuk melindungi kebebasan dan perdamaian saat memperingati perang di Seoul.
"Kami akan mempertahankan struktur keamanan yang kuat berdasarkan aliansi Korea Selatan-AS dan militer yang kuat yang didukung sains dan teknologi," tulis Yoon di Facebook.
Korsel dan AS diketahui sepakat mengerahkan lebih banyak senjata Washington untuk menghalau ancaman Korut.
(isa/bac)