Cuitan palsu dari mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang mengaku punya informasi berbahaya soal Hillary Clinton beredar di media sosial usai insiden penembakan yang menewaskannya.
Dilansir dari AFP, Minggu (10/7), sebuah tangkapan layar berkualitas rendah menunjukkan foto profil Twitter kepala Abe dari samping dengan nama pengguna @ShinzoAbe. Tanda centang biru tampak terlihat di sebelahnya, yang menandakan bahwa aku telah terverifikasi.
Di bawah cuitan, terdapat tulisan dalam huruf Jepang dan pesan hasil terjemahannya dalam bahasa Inggris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya punya informasi yang bisa memenjarakan Hillary Clinton," tulis cuitan yang diunggah oleh akun @ShinzoAbe.
Namun demikian, akun tersebut terbukti palsu. Sebab, gambar profil dan nama Twitter abe pun berbeda dengan aslinya.
Akun Twitter asli Abe menggunakan nama @AbeShinzo dan menampilkan foto diri dimana ia tengah berpose dengan tangan disilangkan di dada.
Huruf Jepang yang tertera pada username-nya pun berbeda dari yang ditampilkan dalam tangkapan layar palsu.
Bahkan, terjemahan dari teks Jepang dalam tweet palsu menunjukkan bahwa arti dari frasa yang terpotong tidak menyebutkan Clinton sama sekali. Melainkan, arti yang sebenarnya adalah frasa 'untuk mengulang, saya.'
Tangkapan layar itu diketahui merupakan meme yang telah tersebar lama dan sering dikaitkan dengan beberapa tokoh publik setelah kematian mereka.
Beberapa pengguna yang membalas unggahan tangkapan layar tweet palsu Abe mengerti bahwa gambar tersebut hanya lelucon. Tetapi, banyak juga yang menganggapnya sebagai bukti nyata.
Sebelumnya, Shinzo Abe meninggal dunia usai ditembak di Nara, Jepang, Jumat (8/7) lalu.
Perwakilan rumah sakit Universitas Medis Nara, Fukushima, mengatakan bahwa Abe meninggal dunia usai mendapatkan perawatan intensif.
"Shinzo Abe ditransfer ke rumah sakit ini pukul 12.20 dalam keadaan tidak ada tanda-tanda vital. Pada 15.03 mantan perdana menteri Shinzo Abe meninggal dunia," katanya dalam jumpa pers yang disiarkan NHK.
(tdh/asr)