Shinzo Abe Tewas Ditembak, Bagaimana Pengamanan Eks Pejabat Jepang?

CNN Indonesia
Selasa, 12 Jul 2022 14:05 WIB
Pembunuhan eks PM Shinzo Abe membuat publik mempertanyakan bagaimana pengamanan pejabat tinggi Jepang selama ini. (Foto: AFP/YOSHIKAZU TSUNO)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe tewas setelah ditembak Tetsuya Yamagami saat berpidato kampanye di Kota Nara pada Jumat (8/7). Insiden ini membuat banyak orang bertanya-tanya terkait bagaimana pengamanan pejabat hingga bekas petinggi Negeri Matahari Terbit.

Kepala kepolisian Prefektur Nara, Tomoaki Onizuka, mengakui minim pengamanan dalam penjagaan Abe saat insiden terjadi sehingga membuat sang eks PM Jepang era 2006-2007 dan 2012-2020 itu jadi target penembakan hingga meninggal dunia.

"Tidak dapat dipungkiri bahwa ada masalah dengan keamanan [Abe]," kata Onizuka dalam konferensi pers pada Sabtu (9/7), seperti dikutip The Japan Times.

"Kami menindaklanjuti insiden ini dengan sangat serius," tuturnya.

Sementara itu, Badan Kepolisian Jepang (NPA) tidak memberikan detail mengenai berapa banyak anggota yang ditempatkan dalam acara yang dihadiri Abe itu.

Namun, dari pengamat sejumlah rekaman video acara, pengamanan Abe memang terlihat lengang. Hanya ada beberapa petugas yang berdiri di dekatnya dan mereka semua sama-sama menghadap ke arah depan seperti Abe.

Sementara itu, Gamayami bisa dengan leluasa mendekati Abe yang tengah berpidato dari arah belakang hanya berjarak kurang dari lima meter hingga akhirnya menembak sang eks PM Jepang sebanyak tiga kali.

Lantas, bagaimana Jepang memberikan perlindungan terhadap pejabatnya?

Sebagaimana diberitakan Reuters, beberapa pejabat Jepang, termasuk mantan perdana menteri, selalu dikawal oleh petugas keamanan cabang khusus kepolisian negara.

Pejabat Jepang dilindungi oleh Polisi Keamanan yang dikenal sebagai SP. Anggota SP biasanya menggunakan pakaian sipil yang dilengkapi senjata.

Pada umumnya, anggota SP berada dekat dengan tokoh negara yang mereka jaga untuk memastikan sang tokoh itu terlindung dari ancaman fisik langsung.

Menurut Akademi Manajemen Keamanan Jepang, SP merupakan petugas kepolisian yang menjaga tokoh penting atau VIP. Beberapa tokoh penting yang dijaga SP yakni perdana menteri, beberapa menteri, eks pejabat tinggi dan orang lain yang ditunjuk oleh Komisioner NPA.

SP sendiri dibentuk pada 1965, setelah insiden penusukan menimpa Duta Besar Amerika Serikat untuk Jepang Edwin O. Reischauer pada 1964.

Kandidat SP harus melewati berbagai pemeriksaan ketat sebelum masuk dalam badan itu. Mereka juga harus ahli dalam bertarung menggunakan tangan kosong.

Kandidat SP juga harus melewati berbagai seleksi, mulai dari tinggi badan, berat badan, penglihatan, seni bela diri, kemampuan menembak, kelas petugas kepolisian, dan lain sebagainya.

(pwn/rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK