Sebanyak 16 warga negara Indonesia (WNI) terkena dampak krisis ekonomi di Sri Lanka. Kedutaan Besar RI di Kolombo pun memberikan bantuan kepada para WNI tersebut.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, mengatakan bahwa bantuan itu berupa logistik dan finansial.
"KBRI menyampaikan bantuan logistik ke WNI yang paling rentan dan terdampak. Sudah ada 13 orang yang menerima bantuan, dan tiga orang bantuan finansial," ujar Judha dalam jumpa pers virtual, Kamis (14/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Judha menjabarkan, bantuan itu diberikan kepada 13 orang diKolombo, dan tiga lainnya di luar ibu kota. Bantuan ini diberikan dari periode Juni hingga sekarang.
Secara keseluruhan, Judha juga memastikan kondisi para WNI di Sri Lanka dalam relatif baik meski krisis melanda.
Sri Lanka berada dalam kekacauan usai krisis ekonomi mendera negara itu. Banyak harga barang naik dan bahan bakar minyak (BBM) semakin langka.
Keadaan yang mencekik itu membuat warga menggelar protes menuntut presiden dan perdana menteri mundur. Mereka bahkan menduduki rumah presiden, kantor perdana menteri, dan gedung pemerintahan lain.
Di tengah situasi itu, Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa, minggat ke luar negeri. Ia terbang ke Maladewa, lalu ke Singapura.
Untuk memastikan pemerintahan tetap berjalan, Rajapaksa menunjuk Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, untuk menjadi presiden sementara.
Ia sendiri seharusnya mengajukan surat pengunduran diri pada Rabu (13/7). Namun, hingga kini belum menerima surat resmi pengunduran dirinya.
Menanggapi situasi dalam negeri Sri Lanka, Judha mengimbau agar WNI tak keluar rumah jika tak ada kepentingan, menghindari massa, tidak terlibat unjuk rasa, dan segera menghubungi KBRI jika ada permasalahan.
(isa/has/bac/bac)