Sirene meraung di Tel Aviv pada Sabtu (6/8), setelah milisi Palestina di Jalur Gaza menembakkan sejumlah roket ke arah Israel.
Seorang koresponden AFP mendengar sirene itu berbunyi di selatan Tel Aviv setelah salah satu jurnalis lainnya melihat roket ditembakkan dari arah Jalur Gaza.
Militer Israel kemudian mengonfirmasi bahwa sirene memang dinyalakan di daerah ke arah utara Kota Telv Aviv.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sirene ini bergema di hari kedua saling serang antara milisi Palestina dan Israel. Perang ini disebut-sebut sebagai yang terbesar sejak tahun lalu.
Kedua belah pihak menyatakan bahwa hingga saat ini, belum ada kesepakatan gencatan senjata yang tercapai. Israel menegaskan bahwa serangan mereka mungkin akan bertahan sampai pekan depan.
Sumber kelompok milisi Jihad Islam di Palestina juga menegaskan tak akan ada gencatan senjata dalam waktu dekat.
"Untuk gerakan kami, fokusnya di medan perang," ujar sumber tersebut.
Meski demikian, profesor ilmu politik Universitas Al-Azhar di Jalur Gaza, Jamal al-Fadi, menganggap perang ini akan berakhir "dalam hitungan hari."
"Jihad Islam menanggapi [serangan] dengan sangat terbatas demi mencegah penjajah [Israel] memperkuat serangan udaranya," tutur Fadi.
Saling serang ini bermula pada Jumat (5/8), ketika Israel melancarkan serangan udara sebagai upaya pencegahan. Menurut mereka, kelompok Jihad Islam tengah menyusun rencana untuk menyerang Israel.
Setidaknya 15 orang tewas akibat serangan Israel tersebut, salah satunya anak perempuan berusia lima tahun. Sementara itu, 55 warga Palestina lainnya juga terluka.
Tak tinggal diam, Jihad Islam lantas membalas dengan menembakkan lebih dari 100 roket ke arah Israel. Namun, tak ada korban dalam serangan ini.