Pengamat: Taiwan Tembak Drone China, Awas Bentrok Militer

CNN Indonesia
Rabu, 31 Agu 2022 20:18 WIB
Sejumlah pengamat militer menilai tindakan Taiwan menembak pesawat tak berawak China meningkatkan risiko bentrok militer.
Sejumlah pengamat militer menilai tindakan Taiwan menembak pesawat tak berawak China meningkatkan risiko bentrok militer. (Reuters/Aly Song)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah pengamat militer menilai tindakan Taiwan menembak pesawat nirawak China meningkatkan risiko bentrok militer.

Pengamat menganggap kedua belah pihak bakal saling tak mau mengalah setelah Taiwan mengambil aksi militer langsung dengan menembak pesawat tak berawak China.

Mantan spesialis senjata Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA), Fu Qianshao, menyatakan bahwa meski peluru Taiwan tak mengenai drone China, tindakan itu tetap dianggap sebagai aksi militer.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika satu pihak sudah mengambil aksi militer, maka ketegangan akan meningkat. Alhasil, risiko bentrok militer semakin tinggi.

"Merupakan aksi militer jika Anda menembak langsung sebuah drone, tidak peduli mengenai drone tersebut atau tidak. Tensi meningkat," ujar Fu kepada South China Morning Post.

Relasi Taiwan dan China pun kian panas setelah serentetan kunjungan pejabat asing, terutama Amerika Serikat, ke Taipei beberapa waktu belakangan.

"Jika muncul lebih banyak kunjungan [oleh politikus asing] ke Taiwan, pun hubungan yang lebih dekat antara Taiwan dan Amerika Serikat, drone milik China bakal lebih sering dikerahkan," kata Fu.

Fu menganggap Taiwan sudah mengetahui risiko itu sehingga mereka memutuskan untuk mengambil tindakan.

"Konsekuensinya [kunjungan tersebut] menjadi jelas hingga akhirnya Taiwan meluncurkan tembakan pertama," ucapnya.

Dengan insiden pertama ini, kata Fu, China jelas bakal memberikan respons lebih kuat jika ada tembakan lagi.

Sementara itu, veteran PLA China, Yue Gang, mengatakan bahwa penembakan Taiwan memang menjadi sebuah peringatan. Meski begitu, tensi di Selat Taiwan masih bisa dikendalikan.

"Militer Taiwan menjaga situasi tetap di tingkat yang dapat dikendalikan," tuturnya.

Meski begitu, Yue menuturkan Beijing akan terus mengerahkan drone pemantau mereka ke Taiwan. Tindakan tersebut dapat melemahkan kepercayaan diri militer Taiwan.

Kisruh ini bermula kala Taiwan meluncurkan tembakan peringatan terhadap drone China.

[Gambas:Video CNN]

Drone tersebut memasuki ruang udara Kinmen pada Selasa (30/8). Drone tersebut terdeteksi di Pulau Dadan, Erdan, dan Shi sekitar pukul 16.23 waktu setempat.

Militer Taiwan sudah meluncurkan tembakan peringatan ke arah drone China itu. Drone itu terus terbang di pulau tersebut, membuat militer Taiwan meluncurkan amunisi langsung.

Namun, tembakan itu meleset. Drone itu lantas memutar arah dan terbang ke Xiamen di pantai China.

Insiden ini terjadi ketika hubungan China dan Taiwan sedang tegang. Ketegangan mulai meningkat karena kunjungan ketua Dewan Perwakilan AS, Nancy Pelosi, ke Taiwan awal Agustus.

Kunjungan itu diikuti oleh sejumlah politikus AS lainnya, membuat China marah. Akibatnya, China menggelar latihan-latihan militer di sekitar Taiwan.

(pwn/has/bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER