Amerika Serikat mendesak pertanggungjawaban setelah Israel mengakui kemungkinan personel militernya tak sengaja membunuh seorang jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh.
"Kami menyambut penyelidikan Israel atas insiden tragis ini, dan sekali lagi menekankan betapa penting pertanggungjawaban dalam kasus ini, seperti kebijakan dan prosedur untuk mencegah kejadian serupa terulang," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price.
Price kembali mendesak akuntabilitas ini setelah Israel mengakui kemungkinan militernya tak sengaja menembak Abu Akleh ketika jurnalis Palestina-AS itu sedang meliput demonstrasi di Tepi Barat pada 11 Mei lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada kemungkinan besar bahwa Abu Akleh tak sengaja terkena tembakan Pasukan Pertahanan Israel yang dilepaskan ke arah pria bersenjata Palestina," demikian bunyi laporan akhir penyelidikan tentara Israel yang dikutip AFP.
Pengakuan ini akhirnya datang setelah berbulan-bulan Israel mengelak, menegaskan bahwa ada pula kemungkinan Abu Akleh tertembak kelompok bersenjata Palestina.
Hingga kini, Israel pun masih terus menggaungkan kemungkinan tersebut, walau mereka mengakui lebih besar kans Abu Akleh tertembak militer negara Zionis tersebut.
"Kesimpulan kami adalah tak mungkin benar-benar mengetahui tembakan mana yang membunuhnya, tapi ada kemungkinan lebih besar dia terkena tembakan tentara Israel yang tak mengidentifikasi dia sebagai jurnalis," ucap seorang pejabat Israel.
Meski demikian, Abu Akleh memakai rompi anti-peluru dengan tulisan besar "Pers" di bagian dadanya. Abu Akleh juga memakai helm, tapi tembakan tetap menembus kepalanya hingga ia tewas.
Keluarga Abu Akleh pun menuding Israel "tak mau bertanggung jawab atas kematian" jurnalis kawakan tersebut.
"Kami masih sangat sakit, frustrasi, dan kecewa," demikian pernyataan keluarga Abu Akleh.
Mereka lantas mendesak AS untuk menggelar penyelidikan kredibel untuk mengetahui penyebab pasti kematian Abu Akleh.
Tak tinggal diam, Al Jazeera juga menganggap penyelidikan Israel tak kredibel. Mereka mendesak penyelidikan lebih lanjut oleh "badan internasional independen."
"Al Jazeera mengecam keengganan pasukan Israel untuk mengakui secara eksplisit kejahatan mereka dan upaya menghindari pengadilan bagi pelakunya," tulis Al Jazeera.