Ribuan warga Inggris Ratu Elizabeth II membanjiri jalanan di London untuk memberikan penghormatan terakhir ke ratu. Mereka rela antre hingga belasan jam.
Haus, lapar, dan kebelet ke toilet, pun tak terhindarkan.
Lalu, bagaimana cara mereka mengatasi hal tersebut saat antre berjam-jam?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Inggris Harisul Amal membeberkan cara pelayat bertahan belasan jam demi bisa jenguk ratu.
Haris menjadi salah satu warga yang melayat untuk Ratu Elizabeth II. Ia rela antre hingga 15 jam, dan hanya sekitar tiga menit berada di area peti ratu untuk memberi penghormatan terakhir.
Haris menceritakan banyak pelayat yang membawa bekal dan keperluan lain.
"Orang lain yang sudah tahu, stok makanannya banyak. Jadi, (mereka) sambil ngemil, sambil makan," tutur dia.
Ia juga menceritakan pihak berwenang Inggris menyediakan banyak toilet di dekat antrean.
Peziarah, lanjutnya, bisa kapan saja keluar masuk barisan untuk sekedar membeli makan atau pergi ke toilet, selama memakai yellow tag atau gelang kuning.
"Ada toilet. Mereka bagi bagi-bagi teh, banyak spot teh gratis," ujar Haris.
Gelang kuning ini merupakan tanda bahwa mereka adalah orang yang akan memberi penghormatan terakhir untuk ratu.
Di dekat trotoar tempat warga antre, banyak pertokoan dan semacam food truck. Jadi, para peziarah bisa menghindari kelaparan.
"Banyak food truck, jual crepes, es krim, burger, itu banyak. Itu di sepanjang jalan juga. Jadi, sepanjang jalan ada juga seperti KFC, McD," ungkap Haris.
Selama menunggu, warga juga bisa memantau seberapa panjang antrean dan lama waktu demi bisa melihat sang ratu dari situs resmi.
Ratu Elizabeth II meninggal pada 8 September lalu di Istana Balmoral, Skotlandia. Jenazah ratu kemudian diterbangkan ke London pada 13 September lalu.
Keesokan harinya, pihak kerajaan membuka kesempatan bagi warga yang ingin memberikan penghormatan terakhir kepada ratu.
Ratu baru akan dimakamkan secara kenegaraan besok, Senin (19/9) sekitar pukul 11.00 waktu setempat.
Sejumlah pejabat bahkan petinggi negara dilaporkan hadir dalam acara itu.
Mereka di antaranya Presiden Amerika Serikat, Joe Biden; Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau; Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern; Wakil Presiden China, dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
(ns/agt)