Gubernur Provinsi Kurdistan Ismail Zarei Koosha mengatakan tiga orang tewas dalam aksi demonstrasi kematian Mahsa Amini di Kurdistan, Iran. Dikutip dari AFP, Selasa (20/9), menurut Ismail, para pendemo tewas secara mencurigakan.
"Ketiganya tewas secara mencurigakan sebagai bagian dari 'komplotan musuh'," kata Zarei Koosha, seperti dikutip kantor berita Fars.
Koosha tak menjelaskan soal waktu korban tewas tersebut. Namun, dia mengatakan salah satu warga Kota Divandarreh tewas dengan jenis senjata militer yang tidak digunakan oleh angkatan bersenjata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudia, korban lainnya tewas di Kota Saghez dan ditinggalkan di dalam mobil yang ditinggalkan di dekat rumah sakit. Ia tak menyebutkan soal korban tewas ketiga.
Adapun kemarahan warga kepada pemerintahan Iran sejak kematian Mahsa Amini. Perempuan berusia 22 tahun itu koma dan meninggal tak lama setelah ditangkap oleh polisi moral di Ibu Kota Teheran.
Pada Minggu (18/9), polisi menangkap dan menembakkan gas air mata di Kurdistan yang merupakan daerah asal Mahsa Amini. Menurut laporan, saat itu sekitar 500 orang melakukan aksi demonstrasi dengan menghancurkan jendela mobil dan membakar tempat sampah.
Pada Senin (19/9), menurut kantor berita Fars, pengunjuk rasa di Teheran dibubarkan oleh polisi menggunakan pentungan dan gas air mata.
Para demonstran membawa spanduk yang isinya menentang pemerintah, bahkan beberapa di antarnya melepas jilbab mereka sebagai bentuk protes terhadap kematian Amini.
(afp/tsa)