Amerika Serikat mengecam peluncuran rudal balistik Korea Utara yang melintasi Jepang pada Selasa (4/10). Washington juga menilai tindakan itu membahayakan dan ceroboh.
"Amerika Serikat mengecam keras Republik Rakyat Demokratis Korea [DPRK atau Korut] atas keputusan membahayakan dan cerobohnya karena meluncurkan rudal balistik jarak jauh di atas Jepang," ujar juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Adrienne Watson, dalam sebuah pernyataan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tindakan ini menimbulkan ketidakstabilan dan menunjukkan pengabaian terang-terangan Korut terhadap resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan norma keselamatan internasional," lanjutnya, dikutip dari Reuters.
Watson juga menuturkan bahwa Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, telah berbicara dengan Sekretaris Jenderal Sekretariat Keamanan Nasional Jepang, Akiba Takeo, dan Direktur Kantor Keamanan Nasional Korea Selatan, Kim Sung Han, terkait peluncuran rudal ini.
Dalam pembicaraan tersebut, ketiganya membicarakan respons internasional yang sesuai untuk tindakan itu.
Selain itu, AS turut menegaskan komitmennya dalam membela Jepang dan Korsel, pun berupaya membatasi pengembangan senjata Korut.
"AS akan terus berupaya membatasi kemampuan Korut untuk mengembangkan rudal balistik mereka yang dilarang dan program senjata penghancur massal mereka," kata Watson lagi.
Sebagaimana diberitakan AFP, Korut meluncurkan rudal balistik yang melintasi Jepang pada Selasa (4/10).
Peluncuran ini membuat Tokyo menyalakan kembali sistem peringatan rudal mereka dan memerintahkan masyarakat berlindung di bungker.
"Korea Utara tampaknya telah meluncurkan sebuah rudal. Tolong melakukan evakuasi ke bangunan dan ruang bawah tanah," demikian peringatan dari pemerintah Jepang.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyebut peluncuran rudal ini sebagai "aksi kekerasan yang melanjutkan peluncuran rudal balistik secara berulang."
"Kami sangat mengecam ini," kata Kishida lagi.
Rudal Korut kali ini terbang sejauh 4.500 kilometer dengan ketinggian sekitar 970 kilometer. Rudal ini memiliki kecepatan sekitar Mach 17.
Sementara itu, terakhir kali Korut meluncurkan rudal yang melewati Jepang pada 2017. Kala itu, pemimpin Korut Kim Jong Un sedang tak memiliki hubungan baik dengan mantan Presiden AS Donald Trump.
(pwn/bac)