Bank Dunia menyebut 9 juta orang Pakistan berpotensi terseret ke dalam jurang kemiskinan akibat bencana banjir yang dipicu perubahan iklim di negara tersebut beberapa waktu lalu.
Selain itu, Bank Dunia juga mengatakan tingkat kemiskinan Pakistan akan meningkat antara 2,5 dan 4 poin persentase sebagai akibat langsung dari banjir tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banjir juga akan mengakibatkan delapan juta orang terlantar, tinggal di kota-kota tenda bobrok dan kamp-kamp yang tersebar di dekat danau yang tergenang.
Bank Dunia menyatakan itu semua bisa terjadi karena banjir telah mengakibatkan banyak orang kehilangan pekerjaan, ternak, panen, rumah, dan sekolahn sekolah. Banjir juga mengakibatkan peningkatan penyebaran penyakit dan kenaikan harga bahan makanan.
"Banjir akan menempatkan 5,8 juta dan 9 juta orang dalam kemiskinan. Membalikkan efek sosial-ekonomi negatif akibat banjir ini kemungkinan akan memakan waktu cukup lama," kata Bank Dunia seperti dikutip dari AFP, Sabtu (8/10).
Pakistan telah didera oleh hujan monsun yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini. Banjir yang membuat sepertiga negara itu tenggelam telah menewaskan 1.700 orang dan menghancurkan dua juta rumah penduduk.
Sebelum diterjang banjir, kondisi ekonomi Pakistan sebenarnya sudah dalam buruk. Biaya hidup tinggi, rupee menukik tajam, dan cadangan devisa menyusut.
Di tengah kondisi itu, Bank Pembangunan Asia menyebut di negara berpenduduk 220 juta itu, sekitar 20 persen sudah hidup di bawah garis kemiskinan.
"Kami tidak memiliki ruang untuk memberikan paket stimulus ekonomi kami, yang akan menciptakan lapangan kerja, dan memberi orang pendapatan berkelanjutan yang mereka butuhkan," kata menteri perubahan iklim Sherry Rehman.
(afp/agt)