Gembar-gembor Armageddon, Kini Biden Tak Yakin Putin Akan Pakai Nuklir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengaku tak yakin Rusia akan menggunakan senjata nuklir, walau sebelumnya ia sempat memperingatkan bahaya "Armageddon" terkait ambisi Presiden Vladimir Putin.

"Saya rasa dia [Putin] tidak akan [menggunakan senjata nuklir," ujar Biden dalam wawancara dengan CNN yang ditayangkan pada Selasa (11/10).

Nada Biden kali ini berbeda dengan pernyataan dia sebelumnya. Pekan lalu, Biden memperingatkan dunia akan ancaman "Armageddon" jika Putin benar-benar menggunakan senjata nuklir.

"Kita belum menghadapi ancaman 'Armageddon' [perang besar] sejak Kennedy dan krisis rudal Kuba [pada 1962]," kata Biden pekan lalu.

"[Putin] tidak bercanda ketika dia membicarakan tentang potensi penggunaan senjata nuklir taktis, atau pun senjata biologis dan kimia, karena militernya secara signifikan memiliki kinerja yang buruk."

Dalam wawancara kali ini, Biden juga mengatakan bahwa Putin merupakan sosok rasional yang salah perhitungan mengenai kemampuan Rusia untuk mengokupasi Ukraina.

"Saya rasa dia [Putin] adalah aktor rasional yang salan kalkulasi," ujar Biden.

Ia kemudian berkata, "Saya rasa, dia pikir dia akan disambut dengan tangan terbuka, bahwa ada rumah Ibu Rusia di Kyiv, di mana ia akan diterima. Saya rasa dia benar-benar salah perhitungan."

Lebih lanjut, Biden juga meyakini bahwa Putin sangat rasional, tapi meremehkan kemampuan pertahanan Ukraina, terbukti dari serangkaian kekalahan pasukan Negeri Beruang Merah belakangan ini.

[Gambas:Video CNN]

Beberapa bulan belakangan, pasukan Rusia memang terus menelan kekalahan telak. Ukraina perlahan merebut kembali kawasan-kawasan penting yang sebelumnya dikuasai Rusia selama invasi.

Secara keseluruhan, Presiden Volodymyr Zelensky mengklaim bahwa pasukan Ukraina sudah berhasil merebut kembali wilayah seluas 2.500 kilometer dari cengkeraman Rusia.

Untuk mempertahankan momentum ini, Biden pun terus mengupayakan bantuan alutsista ke Ukraina. Terakhir, Biden berjanji AS akan mengirimkan sistem pertahanan udara canggih ke negara tersebut.