Populasi Imigran di Inggris, India Bukan yang Terbanyak

CNN Indonesia
Kamis, 27 Okt 2022 10:05 WIB
PM baru Inggris Rishi Sunak keturunan imigran India. (REUTERS/HANNAH MCKAY)
Jakarta, CNN Indonesia --

Keturunan India di Inggris menjadi sorotan usai Rishi Sunak resmi menjadi Perdana Menteri (PM) Inggris sejak Selasa (25/10) lalu.

Sanak adalah politikus keturunan India-Afrika Timur. Pengangkatannya pun memicu pelbagai reaksi dari warga Inggris.

Sebagian orang, terutama keturunan Asia dan India di Inggris merasa bangga dengan pencapaian Sunak.

Meskipun tidak sedikit juga warga, terutama warga asli Inggris, kecewa dan mengkritik pengangkatan Sunak. Sebab, latar belakangnya yang merupakan seorang imigran.

Sanak bukan satu-satunya warga keturunan asing yang menduduki posisi di pemerintahan Inggris.

Ada Wali Kota London dan Muslim pertama di Inggris, Sadiq Khan. Khan adalah keturunan Pakistan yang lahir di London pada 8 Oktober 1970. Ia berasal dari keluarga keturunan Pakistan yang menetap di Tooting, London selatan.

Diketahui, Inggris sendiri dikenal sebagai negara dengan kehidupan multikultur.

Data observatorium migrasi di Universitas Oxford pada tahun 2021 menyatakan sebanyak 9,7 persen warga Inggris tidak berkewarganegaraan Inggris.

Terdapat sejumlah negara yang menyumbang warga negaranya dalam daftar imigran di negara pimpinan Raja Charles III itu.

Polandia menempati posisi teratas dengan 696.000 penduduk atau 11,6 persen. Republik Irlandia dan India menduduki posisi kedua dengan masing-masing 370.000 penduduk atau 6,2 persen.

Lalu, disusul oleh Romania dan Italia sebanyak 342.000 atau 5,7 persen. Sementara Portugal menyumbang 268.000 penduduk atau 4,5 persen. Beda tipis terhadap Spanyol dengan 206.000 penduduk atau 3,4 persen.

Selanjutnya, Pakistan dengan 181.000 penduduk atau 3 persen. Tak jauh berbeda dibanding Nigeria dengan 178.000 penduduk atau 3 persen.

Posisi terakhir diduduki Amerika Serikat dengan 166.000 penduduk atau 2,8 persen.

Lebih lanjut, data tersebut mengungkap alasan paling umum imigran asal negara non-Uni Eropa pindah ke Inggris karena keluarga sebanyak 46 persen kelahiran non-Uni Eropa. Lalu, diikuti dengan alasan pekerjaan sebanyak 23 persen.

Sementara imigran asal negara Uni Eropa lebih cenderung pindah ke Inggris untuk bekerja, yakni 48 persen.

(pop/bac)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK