Demonstrasi terkait kematian Mahsa Amini tetap pecah di Iran pada Sabtu (29/10), walau komandan Garda Revolusi, Hossein Salami, sudah mewanti-wanti warga tak turun ke jalan.
AFP melaporkan bahwa demonstrasi itu tersebar di berbagai titik di Iran, salah satunya di Kota Divandarreh. Di sana, para demonstran sekaligus memperingati 40 hari kematian Mohsen Mohammadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mohammadi tewas setelah bentrok dengan aparat ketika sedang ikut berunjuk rasa memprotes kematian Amini pada 19 September lalu.
"Matilah diktator!" teriak para demonstran, yang ditujukan kepada pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Gelombang demonstrasi ini sendiri sudah menerjang Iran sejak pertengahan September. Mereka memprotes kematian Amini di tahanan aparat pada 16 September lalu.
Polisi moral Iran menangkap Amini karena tak memakai penutup kepala yang sesuai dengan hukum syariah. Amini diduga mengalami penyiksaan di dalam tahanan.
Warga langsung turun ke jalan untuk memprotes aturan ketat di Iran terhadap perempuan. Para perempuan menyuarakan protesnya dengan berbagai aksi, mulai dari melepas hijab hingga mencukur habis rambut.
Sudah nyaris dua bulan, demonstrasi masih terus membara di Iran. Pada Sabtu, siswa di Iran berunjuk rasa di berbagai kampus di Tehran, Kerman, hingga Kermanshah.
"Memalukan! Memalukan!" teriak para demonstran di salah satu universitas di Ahvaz ketika bentrok dengan aparat keamanan.
(has)