Arab Saudi dilaporkan menahan dan memvonis penjara 30 tahun Pangeran Abdullah bin Faisal Al Saud. Saudi menangkap Pangeran Abdullah pada 2020 sepulangnya dari Amerika Serikat.
Menurut salah satu sumber kerajaan, Pangeran Abdullah ditahan karena ketahuan membahas penahanan sepupunya yang juga pangeran Saudi dengan sejumlah kerabat via telepon. Padahal saat itu ia masih berada di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah organisasi media dan Amnesty International pun menduga Arab Saudi menggunakan spyware militer buatan Israel Pegasus ntuk memata-matai keluarga kerajaan maupun warga Saudi yang berada di negara lain.
Spyware itu juga sempat diduga dipasang di telepon tunangan mendiang jurnalis Jamal Khashoggi sebelum pejabat Saudi membunuhnya pada 2018 di gedung konsulat Saudi di Istanbul.
Dokumen Saudi dan pengakuan dari para masyarakat penentang rezim Saudi menuturkan pemerintah kerajaan dan informan mahasiswa melacak upaya makar oleh warga Saudi yang berada di luar negeri, terutama mahasiswa Saudi di AS.
Terkait pengasingan ini, Khalid al Jabri, pria yang keluarganya pernah jadi sasaran MbS mengatakan pengasingan Saudi merupakan "mesin represi". Saudara Khalid pernah dipenjara oleh putra mahkota dan pada 2018 dan ayahnya sempat ingin dibunuh karena dituduh merencanakan makar namun tak berhasil.
"Mereka hanya ingin Anda selalu diliputi rasa khawatir. Itulah yang kurasakan," kata Youtuber Danah al Mayouf seorang kritikus Saudi.
AS juga mengakui upaya terselubung Saudi itu. Biro Investigasi Federal AS (FBI) melaporkan "agen Saudi dan warga negara Saudi yang berbasis di AS, yang diprakarsai pemerintah Saudi, telah memantau, mengusik, dan menebar ancaman atas kritik terhadap rezim Saudi di AS melalui digital maupun secara langsung".
Sejauh ini, otoritas federal AS telah mengambil beberapa langkah terkait represi transnasional itu, termasuk meningkatkan pemantauan dan peringatan yang disampaikan ke kedutaan besar di Washington.
Dilansir Associated Press (AP), jaksa federal baru-baru ini juga membawa dua kasus pertama terkait mata-mata Saudi dan intimidasi terhadap warga negaranya di Amerika Serikat.
(blq/rds)