Korut Bantah Pasok Senjata ke Rusia: AS Ingin Musuhi Kami
Militer Korea Utara membantah tuduhan Amerika Serikat yang menyebut mereka memasok amunisi atau senjata ke Rusia saat pasukan Moskow keok di beberapa wilayah Ukraina.
Wakil Direktur Urusan Luar Negeri Militer Kementerian Pertahanan Nasional Korut dalam pernyataan resmi memperingatkan agar AS tak menyebar desas-desus tak berdasar.
"Kami menganggap langkah AS seperti itu sebagai bagian dari upaya permusuhan untuk menodai citra DPRK [Korea Utara] di arena internasional," demikian bunyi pernyataan itu pada Selasa (8/11), seperti dikutip Yonhap.
Tindakan permusuhan itu, menurut mereka, berujung penerapan 'resolusi sanksi' ilegal dari Dewan Keamanan PBB (DK PBB) terhadap Pyongyang.
"Kami sekali lagi menjelaskan bahwa kami tak pernah melakukan 'transaksi senjata' dengan Rusia dan bahwa kami tak punya rencana untuk melakukan itu di masa depan," tambah pernyataan itu.
Sebelumnya, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan Korut diam-diam memasok senjata perang ke Rusia.
"[Pyongyang] secara diam-diam memasok sejumlah besar peluru artileri untuk perang Rusia di Ukraina," kata Kirby, seperti dikutip News Week, awal November lalu.
Usai tuduhan itu muncul, pada 4 November lalu sebuah kereta api yang diduga memuat senjata melintas dari Korea Utara ke Rusia.
Lembaga think-tank yang memantau perkembangan Korea Utara, Proyek North 38, menyatakan kereta melintasi rute pertama kali dalam beberapa tahun.
"Mustahil menentukan tujuan kereta dari gambaran itu. Namun, penyeberangan itu terjadi di tengah laporan penjualan senjata dari Korea Utara ke Rusia dan ekspektasi umum akan dimulai kembali perdagangan antara kedua negara," demikian menurut North 38, seperti dikutip Reuters.
Pada Februari 2020 lalu, pemerintahan Kim Jong Un menutup Jembatan Persahabatan Tumangang yang menghubungkan Korut dengan Rusia imbas pandemi Covid-10. Ini merupakan satu-satunya jalan penghubung darat antar negara.
(isa/bac)