Geger WN China Bunuh Diri Frustrasi Lockdown, Xi Jinping Masa Bodoh
China dihebohkan dengan kasus bunuh diri saat pemerintah masih menerapkan penguncian wilayah (lockdown) ketat imbas penularan Covid-19 yang dinilai masih tinggi di Negeri Tirai Bambu.
Seorang wanita berusia 55 tahun diketahui bunuh diri lantaran tidak bisa keluar apartemennya selama sebulan terakhir gegara pemerintah setempat menerapkan lockdown di lingkungan tersebut. Perempuan itu dilaporkan melompat dari lantai 12 apartemennya di ibu kota regional Hohhot pada Jumat (4/11).
Anak dari wanita tersebut mengatakan kawasan rumahnya telah dilas tertutup selama sebulan demi mencegah para penghuni meninggalkan apartemen.
Akibat insiden ini, publik China mengecam pemerintah dan memaksa merilis data tingkat kasus bunuh diri selama penerapan lockdown ketat berlangsung selama ini. Sebab, China telah lama menerapkan kebijakan Nol Covid-19 yang akan melakukan lockdown ketat di suatu wilayah dan tempat jika ditemukan kasus Covid-19 meski hanya sedikit saja.
Terlepas dari tekanan publik, Kementerian Kesehatan China kekeh mengatakan statistik kasus bunuh diri selama kebijakan nol-Covid-19 negara itu "tidak untuk dirilis."
"Kami tidak memiliki data ini," kata seorang karyawan di biro statistik nasional kepada RFA.
"Kami tidak memilikinya di database, karena dikendalikan oleh Komisi Kesehatan Nasional."
Namun, kepala pengendalian dan pencegahan penyakit menyatakan bakal mengakhiri penyegelan yang mencegah penghuni keluar masuk apartemen.
"China akan meningkatkan tingkat pengendalian dan pencegahan epidemi ilmiah dan dengan tegas memperbaiki tindakan berlebihan dan meminta pertanggungjawaban mereka yang gagal menerapkan perbaikan penuh sesuai hukum," kata pejabat pengendalian dan pencegahan penyakit Dewan Negara saat jumpa pers 5 November, seperti dikutip RFA, Rabu (9/11).
Seorang dokter yang bekerja di rumah sakit provinsi besar mengatakan pandemi memiliki dampak besar terhadap kesehatan mental masyarakat, terutama kalangan masyarakat yang tidak beruntung.
Menurut dia, kasus bunuh diri paling banyak terjadi di kalangan remaja. Umumnya, remaja mengalami masalah mental hingga memutuskan untuk mengakhiri hidup usai kebijakan lockdown berlaku.
"Jumlah orang yang menderita kondisi mental abnormal meningkat secara signifikan selama lockdown," kata dokter yang tidak ingin disebutkan namanya itu.
"Sebelum ini mungkin anak-anak muda tidak berpikir untuk mengakhiri hidup mereka sendiri."
Kasus Covid-19 di China sendiri mengalami kenaikan tertinggi selama enam bulan terakhir pada Senin dengan 7.475 kasus baru.
Beberapa distrik di pusat kota Zhengzhou memberlakukan pembatasan pergerakan penduduk setempat, sementara gedung-gedung pemerintah Kota Qinhuangdao lockdown setelah merebaknya kasus di sana.