Mahathir Sedih KO di Pemilu Malaysia: Saya Mau Fokus Tulis Sejarah

Mahathir Mohamad mengaku sedih karena partainya, Parti Pejuang Tanah Air, kalah telak dalam pemilihan umum Malaysia pada akhir pekan lalu.

"Saya sebagai ketua Pejuang sedih, tapi saya menerima pilihan rakyat," katanya dalam pernyataan resmi yang dilansir di Twitter.

Lebih jauh, ia juga sedih karena partainya tak mampu meraih satu pun kursi di parlemen.

"Karena Pejuang kalah memperebutkan 125 kursi yang diperebutkan, partai kami tak akan bisa menjadi oposisi di Dewan Rakyat," tutur Mahathir.

Ia kemudian berkata, "Semua rencana Pejuang harus ditinggalkan. Yang bisa kami lakukan adalah memantau pemerintahan partai yang menang."

Politikus berusia 97 tahun itu berharap Malaysia dapat pulih, tak peduli siapa pun pihak yang akhirnya berkuasa kelak.

"Saya sendiri akan fokus menulis tentang sejarah dan kegiatan-kegiatan di negara ini," ucapnya.

"Saya yakin ada berbagai insiden di negara ini yang belum terekam, termasuk apa yang terjadi selama era [penjajahan] Inggris. Saya juga terbuka untuk diwawancarai penulis."

Mahathir akhirnya buka suara setelah kalah telak dalam pemilu Malaysia yang digelar pada akhir pekan lalu.

Ia gagal mempertahankan kursi parlemen Langkawi karena hanya meraih 4.566 suara dari 48.123 yang masuk.

Kekalahan ini dianggap sebagai pukulan telak bagi Mahathir yang tak pernah kalah dalam pemilu sepanjang 53 tahun karier politiknya.

Pemilu ini pun dianggap sebagai akhir dari karier panjang politik Mahathir. Sepanjang berlaga di panggung politik Negeri Jiran, Mahathir mencetak beberapa rekor.

Ia merupakan perdana menteri terlama di Malaysia. Setelah itu, Mahathir juga dinobatkan menjadi pemimpin tertua di Malaysia ketika terpilih menjadi PM di usia 92 tahun dalam pemilu pada 2018 lalu.