Raja Al-Sultan Abdullah akhirnya menunjuk pemimpin koalisi partai Pakatan Harapan (PH), Anwar Ibrahim, sebagai Perdana Menteri Malaysia ke-10 pada Kamis (24/11) setelah drama hasil pemilu mandek.
Nama Anwar keluar sebagai PM baru Malaysia setelah Raja Abdullah menggelar "rapat darurat" dengan sembilan sultan Melayu yang memimpin negara-negara bagian di Negeri Jiran pagi ini.
Lihat Juga : |
Pertemuan itu digelar untuk pertama kalinya lantaran PH dan saingannya, koalisi Perikatan Nasional yang dipimpin Muhyiddin Yassin, terus gagal meraup suara minimal agar bisa membentuk pemerintah baru usai pemilu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam rapat tersebut, para sultan disebut meminta Raja membuat keputusan terbaik untuk kemaslahatan dan kesejahteraan negara dan masyarakat.
Para Sultan meminta Raja memilih calon perdana menteri yang mampu mendapat kepercayaan publik sesuai amanat Konstitusi Federal dalam Pasal 40 ayat (2) huruf a dan Pasal 43 ayat (2) huruf a.
"Setelah mempertimbangkan pandangan Yang Mulia Penguasa Melayu (sultan-sultan Malaysia), Yang Mulia (Raja Abdullah) telah memberikan persetujuan untuk menunjuk Yang Mulia Dato' Seri Anwar bin Ibrahim sebagai Perdana Menteri Malaysia ke-10," demikian pernyataan Istana Negara Malaysia yang diunggah melalui Facebook, Kamis (24/11).
Dalam pernyataan tersebut, Raja mengingatkan bahwa tidak ada yang menang maupun kalah di pemilu ini. Dia pun meminta seluruh anggota parlemen untuk merapatkan barisan dan saling bahu-membahu demi masa depan negeri.
Dia lalu mengatakan bahwa Malaysia seperti halnya sebuah warisan di mana para pemimpin merupakan wali. Warisan itu, ujarnya, perlu dijaga karena akan diwariskan kepada generasi muda yang bakal jadi penerus pemimpin negara.
Raja juga memberikan pesan kepada Anwar selaku PM baru agar menerapkan prinsip padi, yaitu semakin berisi semakin menunduk. Dia juga mengingatkan agar rakyat miskin tidak boleh sampai terdampak gejolak politik yang terjadi dalam negeri.
Anwar, menurut Raja, harus fokus membangun perekonomian dan pembangunan negara.
"Anggota Dewan Rakyat yang dipilih oleh rakyat juga diingatkan untuk menunjukkan kekompakan dengan mengutamakan komitmen tinggi dan pelayanan terbaik kepada masyarakat," bunyi pernyataan Istana.
Raja lalu mengucapkan terima kasih kepada pada Sultan Malaysia yang telah memberikan dukungan berkelanjutan baginya selama menjalankan roda pemerintahan.
Raja juga berterima kasih karena para Sultan telah membantu dalam membentuk pemerintahan saat ini.
"Yang Mulia sangat-sangat berterima kasih atas kehadirat Allah SWT dan menyerukan kepada masyarakat untuk terus beristiqomah serta tetap tenang dan bersama-sama berdoa agar negara senantiasa diberkati, dirahmati, dan dilindungi Allah SWT, (juga) dijauhi dari segala bencana dan musibah," bunyi pernyataan Istana.
Berdasarkan hasil pemilu yang keluar pada Minggu (20/11), tak ada satu pun partai atau koalisi berhasil memegang suara mayoritas sederhana.
Menurut konstitusi Malaysia, untuk membentuk pemerintah baru, partai atau koalisi dalam pemilu perlu memenangkan minimal 112 suara dari total 222 kursi parlemen. Pemegang mayoritas suara ini yang berhak memberikan nama calon PM ke raja.
Pakatan Harapan memang meraih suara terbanyak dalam pemilu akhir pekan lalu dengan 82 kursi. Namun, angka tersebut tak melewati ambang batas yang ditentukan dalam konstitusi.
Sementara itu, Perikatan Nasional hanya mendapat 73 kursi.