Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani terus menjadi sorotan sejak negaranya menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
Penampilan Sheikh Tamim juga menjadi perhatian saat memberikan dan memakaikan jubah Bisht khas Arab ke kapten timnas Argentina, Lionel Messi saat momen pemberian trofi Piala Dunia 2022 usai laga final pada Minggu (18/12) malam waktu setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui kicauan di Twitter, pemimpin tertinggi di Qatar itu bahkan memamerkan keberhasilan negaranya menjadi tuan rumah pesta bola dunia empat tahunan tersebut. Ia mengatakan Qatar telah memenuhi janji dengan menggelar Piala Dunia yang "luar biasa".
Sheikh Tamim juga mengatakan menjadi tuan rumah Piala Dunia memberikan kesempatan untuk mengenalkan budaya dan nilai-nilai Qatar sebagai negara Islam.
"Kami telah memenuhi janji kami untuk menyelenggarakan kejuaraan yang luar biasa oleh negara-negara Arab, yang memberikan kesempatan bagi masyarakat dunia untuk belajar tentang kekayaan budaya kami dan orisinalitas nilai-nilai kami," kata Sheikh Tamim pada Minggu (18/12).
Qatar memang menjadi negara Arab sekaligus negara Islam pertama yang berhasil menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Sheikh Tamim telah memimpin Qatar sejak 2013 menggantikan sang ayah, Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Thani, turun takhta.
Tahun ini, Sheikh Tamim dinobatkan menjadi tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia versi The Muslim 500.
The Muslim 500 merupakan survei yang rutin merilis siapa saja tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia setiap tahun. Survei itu dibentuk oleh The Royal Islamic Strategic Studies Centre yang berafiliasi dengan Royal Aal al-Bayt Institute for Islamic Thought di Amman, Yordania.
Sheikh Tamim mengalahkan Raja Salman dari Arab Saudi dan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei yang berada di posisi kedua dan ketiga dalam daftar tersebut.
Sheikh Tamim, kelahiran 1980, telah menjadi pemimpin Qatar sejak usia 33 tahun. Ia merupakan anggota dinasti Al-Thani.
Qatar adalah negara monarki yang didirikan pada 1868 silam.
Mengutip dari berbagai sumber, Sheikh Tamim menuntut ilmu di Akademi Militer Kerajaan di Sandhurst Inggris seperti sang ayah dan lulus pada 1998. Setelah itu, ia kembali ke Qatar dan bertugas sebagai Letnan Dua di Angkatan Bersenjata Qatar.
Sheikh Tamim harus menghadapi gejolak di tahun-tahun pertamanya menjadi pemimpin Qatar.
Pada 2014, Qatar berkonflik dengan negara-negara Teluk lainnya. Pada 2017, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Bahrain bahkan memutuskan hubungan dengan Qatar, dan memberlakukan blokade ekonomi hingga transportasi.
Meskipun demikian, Qatar beradaptasi dengan cepat dengan kembali fokus mengelola hubungan dan kerja sama, terutama soal perdagangan, ke Turki, Iran, Kuwait, dan Oman.
Di bawah kepemimpinannya, Sheikh Tamim pun bertahap berhasil memperbaiki hubungan antara Qatar dengan negara Teluk. Di awal 2021, hubungan antara Qatar dan negara-negara Teluk pun membaik.
Ia memimpin Qatar, nagara yang disebut paling kaya dengan pendapatan domestik bruto (PDB) per kapita $63.505. Qatar juga merupakan pengekspor gas alam cair terbesar dan punya cadangan gas alam terbesar ketiga di dunia.
Qatar juga disebut sejumlah pihak sebagai negara paling terbuka terhadap nilai demokrasi di Timur Tengah.
Berlanjut ke halaman berikutnya >>>