Keputusan Taliban yang melarang perempuan bekerja di organisasi non-pemerintah (NGO) disebut bisa menghancurkan masyarakat Afghanistan. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Anthony Blinken.
Peringatan itu dilontarkan Blinken pada Sabtu (24/12) waktu setempat setelah Taliban mengeluarkan aturan yang kembali mempersempit ruang gerak perempuan di Afghanistan.
Menurut Blinken, aturan baru ini bisa mengganggu pengiriman bantuan ke Afghanistan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sangat prihatin bahwa larangan Taliban terhadap perempuan akan mengganggu pengiriman bantuan dan menyelamatkan nyawa jutaan orang," cuit Blinken, dikutip dari AFP.
"Keputusan ini bisa menghancurkan rakyat Afghanistan," lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, Taliban mengeluarkan larangan bagi perempuan untuk bergabung dalam NGO.
Larangan perempuan untuk bergabung dengan NGO ini juga telah dikonfirmasi oleh Kementerian Ekonomi Afghanistan. Larangan ini berlaku baik bagi NGO lokal maupun internasional.
Juru Bicara Kementerian Ekonomi Afghanistan Abdulrahman Habib mengatakan para pekerja perempuan dilarang masuk kerja sampai pemberitahuan selanjutnya.
Menurutnya, larangan ini muncul lantaran aturan berpakaian secara Islami bagi perempuan yang dikeluarkan sebelumnya disebut tak dipatuhi beberapa pihak.
Sejak berkuasa pada 2021 lalu, Taliban mengeluarkan sejumlah larangan kontroversial untuk perempuan. Perempuan dilarang untuk bergabung ke pemerintahan dan kuliah. Perempuan Afghanistan juga dilarang bersenang-senang.
Secara historis, Taliban memang kerap memperlakukan perempuan sebagai warga negara kelas bawah dan sasaran kekerasan hingga pernikahan paksa saat memimpin Afghanistan pada 1996-2001.