4 Fakta Gelombang Covid-19 China hingga Disebut Tembus 250 Juta kasus

CNN Indonesia
Senin, 26 Des 2022 10:01 WIB
Kasus Covid-19 di China menjadi sorotan usai Negeri Tirai Bambu dilaporkan mencatat 250 juta kasus virus corona selama 20 hari pertama selama Desember ini. (AFP/Noel Celis)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kasus Covid-19 di China menjadi sorotan usai Negeri Tirai Bambu dilaporkan mencatat 250 juta kasus virus corona selama 20 hari pertama selama Desember ini.

China memang terus dihadapkan dengan gelombang baru Covid-19 terutama setelah pemerintahan Presiden Xi Jinping melonggarkan strategi ketat lockdown mereka imbas demonstrasi warga.

Pada Jumat (23/12), menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) jumlah kasus harian Covid-19 di China mencapai 28.493 kasus, dan kasus kematian harian mencapai 76 jiwa.

Namun, angka itu berbeda dengan data yang dirilis Komisi Kesehatan Nasional China (National Health Commission/NHC). Pada 23 Desember, NHC melaporkan kasus harian hanya 3.761.

Selama ini banyak pihak meragukan data NHC soal kasus Covid-19, sampai-sampai ada pejabat kesehatan yang melaporkan penularan virus corona di China selama bulan Desember diduga mencapai 250 juta kasus.

Berikut fakta-fakta soal kasus Covid-19 di China yang tembus hingga ratusan juta kurang dari sebulan:

1. 250 juta warga tertular Covid-19

CNN melaporkan kasus Covid-19 di China mencapai 250 juta kasus selama 20 hari pertama pada Desember tahun ini.

Perkiraan jumlah kasus itu setara dengan 18 persen dari total 1,4 miliar penduduk China. Jumlah ini juga menjadi kasus terbanyak secara global sejak pertama Covid-19 mewabah.

Perkiraan jumlah itu disampaikan wakil direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (Chinese Center for Disease Control and Prevention/CDC) Sun Yang saat rapat dengan NHC pada Rabu pekan lalu.

Estimasi kasus kemudian tertuang dalam catatan pertemuan. Catatan itu lalu bocor ke media dan beredar luas di media sosial.

Dalam rapat internal tersebut, Sun juga melaporkan sekitar 37 juta penduduk Negeri Tirai Bambu terinfeksi Covid-19 pada Selasa, satu hari sebelum rapat.

Sun mengatakan tingkat penyebaran Covid-19 di China akan terus meningkat. Ia juga memperkirakan lebih dari setengah populasi di Beijing dan Sichuan telah terpapar virus corona.

2. Beda dengan data resmi China

Perkiraan Sun berbeda dengan data resmi yang dirilis NHC. Menurut lembaga kesehatan ini, sepanjang Desember hanya 62.592 kasus di China.

Selama bulan ini, NHC juga hanya melaporkan delapan kematian terkait virus corona.

Menurut pakar penyakit menular China, Wang Guiqiang, mengatakan pemerintah hanya mengklasifikasikan kematian sebagai kematian Covid-19 bagi pasien yang terpapar dan karena pneumonia serta masalah pernafasan.

3. Banyak Lansia belum divaksin

Beberapa ahli menilai lonjakan drastis kasus Covid-19 di China salah satunya terjadi akibat minim tingkat vaksinasi booster terutama di kalangan lansia.

Menurut laporan CNN, hanya 42,3 persen kelompok usia 80 tahun di China yang menerima vaksin dosis ketiga.

Sementara itu, Financial Times melaporkan banyak lansia yang terinfeksi virus corona di Beijing dan sejumlah kota lain. Rumah sakit sampai-sampai mengaku kewalahan gara-gara jumlah pasien yang melonjak.

4. AS-WHO Waswas Desak China Transparan

Menanggapi kenaikan kasus Covid-19 di China, sejumlah negara mulai dari India, Amerika Serikat, hingga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mulai waswas.

Sebab, sebagian besar negara di dunia baru kembali memulai fase new normal setelah terkungkung pembatasan ketat dari ekonomi hingga sosial akibat pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak 2020 itu.

WHO dan Amerika Serikat kemudian mendesak pemerintah China untuk lebih transparan menyoal jumlah kasus terinfeksi dan kematian, tingkat keparahan penyakit, jumlah pasien masuk rumah sakit dan statistik kesehatan lain.

India juga mewanti-wanti warga untuk waspada terkait ancaman kemunculan varian Omicron baru ketika negara tetangga mereka, China, menghadapi gelombang baru Covid-19.

Menteri Kesehatan India, Mansukh Mandaviya, mengatakan pihaknya akan memulai sejumlah langkah pencegahan untuk mengantisipasi kemunculan varian baru Covid-19.



(isa/rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK