Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) mengatakan perempuan di Saudi tidak wajib mengenakan abaya hitam.
Pernyataan itu dilontarkan jauh sebelum otoritas pendidikan Saudi melarang murid perempuan mengenakan abaya saat ujian sekolah di akhir tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Pangeran MbS soal izin pelepasan jilbab dan pelarangan abaya sudah mencuat sejak 2018.
"Undang-undang sangat jelas dan juga diatur dalam hukum syariat bahwa wanita mengenakan pakaian yang sopan, terhormat, seperti pria," kata Pangeran Mohammed dalam wawancara dengan stasiun televisi CBS yang ditayangkan Senin (19/3) malam.
"Ini, bagaimanapun, tidak secara khusus menyebut abaya hitam atau penutup kepala hitam," kata dia seperti dilansir Gulf News, Selasa (20/3).
"Keputusan sepenuhnya diserahkan kepada perempuan untuk memutuskan jenis pakaian yang layak dan terhormat yang dia pilih untuk dikenakan," kata Pangeran MbS saat itu.
Meski sudah tak diberlakukan secara umum, sejumlah perempuan di kerajaan Saudi hingga kini masih senang mengenakannya.
Abaya yang dikenakan juga tak hanya berwarna hitam seperti awal-awal muncul. Baju kurung tersebut kini terlihat warna-warna seperti biru muda dan pink.
Kemudian pada Desember 2022, Saudi melarang perempuan mengenakan abaya saat ujian di sekolah.
Kebijakan dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Komisi Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Saudi (Education and Training Evaluation Commission/ETEC).
ETEC menyatakan para siswa perempuan wajib mengenakan pakaian yang sesuai dengan aturan demi menjaga kesopanan publik di ruang ujian.
"Penting untuk mematuhi pakaian yang sesuai dengan aturan untuk menjaga kesopanan publik di ruang ujian, mengingat bahwa dilarang mengenakan abaya pada saat ujian," tulis ETEC di Twitter.
Sejak Pangeran MbS memimpin Saudi melakukan sederet gebrakan, sesuai visi 2030.
Visi 2030 merupakan kerangka strategi dan misi Saudi mengurangi ketergantungan negara pada minyak sebagai sumber utama pemasukan.
Pengamat menganggap, berdasarkan visi tersebut, Saudi memang melonggarkan norma serta budaya demi ekonomi.
(isa/bac)