Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim bicara fenomena pemimpin yang tidak menepati janjinya kepada warga sebagaimana yang dijanjikan saat kampanye.
Padahal, menurutnya sosok pemimpin harus menjalankan apa yang diamanahkan kepadanya dengan serius.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan itu Anwar sampaikan saat berbicara di depan tamu undangan di acara CT Corp Leadership Forum di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Senin (9/1).
"Apakah benar orang yang memegang tampuk (kendali) kekuasaan itu, yang menang dengan dukungan rakyat, itu menang dengan cara dan kaidah etika yang dapat dipertahankan. Sudah punya kuasa, apakah mereka jujur dalam melaksanakan amanah itu?" tanya Anwar.
Anwar memperjelas amanah yang dimaksud, salah satunya adalah memberantas korupsi yang menjadi budaya. Ia juga menyinggung sejumlah negara-negara dengan mayoritas penduduk islam dan memiliki slogan agama yang kuat, namun banyak juga kasus dana hilang atau korupsi.
"Atau kalau di Malaysia kadang-kadang lebih kuat suara Ketuhanan Melayu-nya, tapi lebih cepat lesap (hilang) uangnya. Jadi demikian, kita tidak boleh terpukau dengan slogan janji muluk dan kata-kata," kata dia.
Anwar lantas menyinggung konsep democratic accountability yang diungkapkan oleh Francis Fukuyama. Anwar mengatakan banyak negara yang berbicara tentang demokrasi, tetapi tidak menerapkan praktik akuntabilitas.
"Demokrasi itu tidak dapat ditentukan dari kehebatannya semata-mata dalam pemilu, tetapi reversenya kepada kita atas pertimbangan nilai dan akhlak, moral, dan etika, mesti tentang accountability," ujar Anwar.
(bac)