Anggota Kongres Demokrat Desak AS 'Usir' Jair Bolsonaro
Pemerintah Amerika Serikat didesak segera mengekstradisi mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro ke negara asalnya.
Seruan tersebut muncul usai para pendukungnya menyerbu Istana Presiden dan gedung parlemen di Ibu Kota Brasilia, Minggu (8/1).
Bolsonaro dilaporkan telah tinggal di dekat Orlando, Florida, sejak Desember 2022. Ia bertolak dari Brasil karena menolak berpartisipasi dalam seremonial penyerahan jabatan kepada penggantinya, Luiz Inacio Lula da Silva.
Anggota Kongres Demokrat Texas Joaquin Castro meminta Gedung Putih dan otoritas lokal di Florida untuk mempertimbangkan mengirim Bolsonaro kembali ke Brasil.
"Bolsonaro harus diekstradisi ke Brasil," ungkap Castro kepada CNN, Senin (9/1).
Saat ini Bolsonaro menjadi sorotan setelah ribuan pendukungnya menggeruduk Istana Kepresidenan Brasil dan beberapa gedung parlemen.
Berdasarkan keterangan media lokal yang dikutip Reuters, sekitar 3 ribu orang terlibat dalam demonstrasi dan kerusuhan ini.
Para demonstran menyuarakan penolakan mereka atas hasil putaran kedua pemilihan presiden pada 30 Oktober lalu.
Dalam pemilu itu, Luiz Inacio Lula da Silva menang tipis atas Bolsonaro. Lula pun dilantik menjadi presiden pada 1 Januari lalu.
Bolsonaro selama ini skeptis dengan kredibilitas sistem pemungutan suara di negara tersebut. Pendukung garis kerasnya pun ikut mempertanyakan hasil pemilu.
Sejumlah video yang tersebar di berbagai jejaring sosial menunjukkan para demonstran menjebol pintu dan jendela gedung, kemudian merusak ruangan-ruangan di dalamnya.
Di tengah kekacauan tersebut, Lula meneken dekrit intervensi federal di Brasilia. Dekrit ini memberi kekuasaan khusus bagi pemerintah untuk memulihkan hukum dan ketertiban di ibu kota.
"Para fanatik fasis melakukan yang tak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah negara ini. Kami akan memburu para vandal tersebut, dan mereka akan dijatuhi hukuman setimpal," ucap Lula.
Sebanyak 1200 pendukung Jair Bolsonaro ditangkap imbas demo 'brutal' tersebut.